Liputan6.com, Jakarta - Keputusan Amerika Serikat yang memasukkan Huawei dalam daftar hitam perdagangan ternyata masih berbuntut panjang. Kali ini, otoritas Tiongkok menuduh penyedia logistik asal Amerika Serikat FedEx telah melanggar aturan.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (27/7/2019), FedEx dilaporkan sengaja tidak mengirimkan barang dari Huawei untuk para penerimannya. Informasi ini pertama kali diketahui dari laporan Xinhua beberapa waktu lalu.
Menurut otoritas Tiongkok, FedEx diketahui menahan lebih dari 100 produk asal Huawei. Kendati demikian, FedEx membantah tuduhan tersebut dan menyebut batalnya pengiriman itu karena ada masalah operasional.
Advertisement
Baca Juga
"Di tengah investigasi, petunjuk memperlihatkan FedEx telah melanggar aturan," tutur otoritas Tiongkok. Meski dituduh sengaja menghalangi pengiriman barang Huawei, FedEx sendiri belum memberikan komentar.
Sebelumnya, FedEx memang dilaporkan tidak melanjutkan proses pengiriman sebuah barang setelah diketahui paket itu merupakan smartphone Huawei. Ketika itu, FedEx sendiri langsung meminta maaf atas batalnya pengiriman.
Perlu diketahui, pemerintah Amerika Serikat sendiri dilaporkan tidak menutup kemungkinan untuk kembali berbisnis dengan Huawei. Pemerintah disebut akan menyetujui lisensi untuk mendukung rencana itu.
Pemberian lisensi itu merupakan upaya baru Presiden AS, Donald Trump, untuk mengurangi pembatasan terhadap Huawei. Adapun keputusan ini keluar saat dipastikan tidak ada ancaman terhadap keamanan nasional.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Huawei Bantu Korea Utara Bangun Jaringan Seluler?
Terlepas dari laporan itu, Huawei dilaporkan membantu Korea Utara membangun dan memelihara jaringan seluler komersial.
Mengutip Washington Post, Selasa (23/7/2019), Huawei bermitra dengan perusahaan milik negara, Panda International Information Technology.
Kemitraan tersebut, menurut sumber dan dokumen internal Huawei yang diterima Washington Post, telah berlangsung selama setidaknya delapan tahun dan menangani sejumlah proyek di Korea Utara.
Laporan ini memunculkan pertanyaan apakah Huawei melanggar aturan kontrol ekspor Amerika lantaran Huawei membantu Korea Utara dengan perangkat-perangkat yang komponennya menggunakan teknologi Amerika.
Mei 2019 Huawei masuk ke dalam daftar hitam di Amerika dengan alasan keamanan nasional. Hal ini berimbas pada larangan bagi sejumlah perusahaan Amerika untuk menjual komponen ke Huawei tanpa izin khusus.
Namun pada Juni 2019 Donald Trump berujar, perusahaan-perusahaan Amerika dapat melanjutkan kembali penjualan komponen ke Huawei.
Terkait laporan kemitraan dengan Korea Utara ini, Huawei tidak berkomentar banyak, tetapi hanya mengatakan "tidak ada aktivitas bisnis" di Korea Utara.
(Dam/Ysl)
Advertisement