Facebook Ajak Pengguna di Indonesia Peduli Pengaturan Privasi

Facebook mengajak pengguna di Indonesia untuk lebih peduli dengan pengaturan privasi mereka di platform dengan tujuan melindungi kenyamanan pengguna.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 29 Agu 2019, 16:00 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2019, 16:00 WIB
Facebook
Privacy and Public Policy Manager Facebook APAC Arianne Jimenez (Foto: Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Liputan6.com, Jakarta - Facebook mengajak para pengguna di Indonesia untuk peduli dengan pengaturan privasi di platform mereka.

Hal ini seiring dengan Facebook yang belakangan ini didera isu privasi data dan masih banyaknya pengguna yang tidak memperhatikan privasi mereka.

Dalam kesempatan ini, Privacy and Public Policy Manager Facebook APAC Arianne Jimenez mengatakan, saat mengembangkan Facebook, perusahaan juga mengembangkan serangkaian tools untuk mengontrol keamanan secara transparan pada pengguna.

"Bagi Facebook, privasi adalah hak yang sangat penting. Keamanan dan pondasi privasi yang kuat merupakan dasar dari segala layanan yang kami berikan ke pengguna," tutur Jimenez di kantor Facebook Indonesia, Jakarta, Selasa (29/8/2019).

Oleh karenanya, menurut Jimenez sangat penting bagi Facebook untuk membuat pengguna bisa mengontrol datanya secara transparan.

Facebook, kata Jimenez, selalu meningkatkan pengaturan privasi di platform mereka dengan tujuan melindungi kenyamanan pengguna.

"Privasi adalah proses yang terus kami tingkatkan. Hal ini diungkapkan oleh CEO kami beberapa bulan lalu," tutur Jimenez.

Berbagai Privasi Facebook

Facebook
Privacy and Public Policy Manager Facebook APAC Arianne Jimenez (Foto: Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Beberapa hal yang dilakukan oleh Facebook sehubungan privasi adalah menghadirkan layanan perpesanan privat, enkripsi pada layanan pesan untuk keamanan, hingga penyimpanan data yang aman.

Facebook juga menghadirkan transparansi mengenai seberapa lama pengguna ada di dalam aplikasi. Dengan transparansi ini, mereka bisa keluar dari aplikasi kapan pun, jika dirasa telah terlalu lama mengakses Facebook.

"Kami mendesain pengaturan privasi dan terus meningkatkannya, sehingga lebih memudahkan orang untuk menemukan pengaturan tersebut dan mengaturnya sesuai dengan keinginan," tutur Jimenez.

Jimenez mengatakan, selama bertahun-tahun Facebook hadir, tim terus memperbaiki desain pengaturan privasi.

Jika dulu sampai ada dua puluh halaman pengaturan privasi, sekarang pengguna hanya perlu membuka menu Pengaturan dan Privasi. Terutama, kata Jimenez, Pintasan Privasi untuk mengatur privasi mereka, siapa yang bisa melihat apa yang diunggah, profil, hingga aplikasi yang boleh mengakses data pengguna.

"Sebelumnya ketika masuk ke pengaturan privasi data, pengguna harus banyak menggulir halaman ke bawah. Namun, sekarang kami mendesain ulang agar mudah digunakan, hanya tinggal mengklik menu tunggal untuk pengaturan," ucap dia.

Hal yang Perlu Dikontrol dalam Privasi Facebook

Ilustrasi Facebook
Ilustrasi Facebook. Dok: theverge.com

Salah satunya upaya pengontrolan privasi sederhana adalah mengatur kepada siapa pengguna bisa membagikan unggahannya.

Dalam hal ini, pengguna punya opsi untuk membagikan unggahan kepada publik, teman-teman (friends), teman kecuali si A atau B, teman-teman tertentu, atau malah hanya ingin dilihat oleh diri sendiri (only me).

"Tools ini mungkin sederhana sekali, tetapi sangat berpengaruh. Salah satu aspek kunci dari privasi adalah memiliki kontrol atas apa saja yang kita bagikan di platform," katanya.

Privasi lain yang bisa diatur adalah profil pengguna hingga aplikasi dan situs web yang bisa mengakses data kita di Facebook.

"Ada opsi hapus untuk aplikasi yang bisa akses data Facebook, dan kalau sudah dihapus, aplikasi itu akan hilang dan tidak bisa melihat data pengguna," kata Jimenez.

Jimenez mengatakan, kesadaran dari pengguna akan kontrol datanya merupakan suatu hal yang sangat penting. "Kesadaran itu penting, meskipun pengaturan privasi dibuat seketat mungkin, kalau orang tidak tahu itu ada, akan sangat tidak berguna. Oleh karenanya, kami terus menggelar kampanye edukasi," ujarnya.

(Tin/Why)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya