Nilai Saham Turun, Xiaomi Gelontorkan Rp 21,6 Triliun

Xiaomi mengumumkan telah menggelontorkan dana USD 1,53 miliar (setara Rp 21,6 triliun) untuk membeli sahamnya sendiri (buyback).

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 06 Sep 2019, 06:30 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2019, 06:30 WIB
Xiaomi Lei Jun
CEO sekaligus Founder Xiaomi, Lei Jun, saat memberikan sambutan dalam IPO perusahaan di Bursa Saham Hongkong, Senin (9/7/2018). (Liputan6.com/ Agustin Setyo W).

Liputan6.com, Jakarta - Pembesut smartphone Tiongkok Xiaomi mengumumkan telah menggelontorkan dana USD 1,53 miliar (setara Rp 21,6 triliun) untuk membeli sahamnya sendiri (buyback).

Hal ini dilakukan sebagai langkah menanggulangi harga saham yang terus turun.

Upaya buyback saham inipun berdampak positif bagi saham Xiaomi, di mana nilai saham Xiaomi naik sekitar 7 persen. Demikian seperti dikutip Reuters, Jumat (6/9/2019).

Sekadar informasi, Xiaomi melakukan penawaran saham perdana (IPO) di bursa saham Hong Kong pada tahun lalu.

Xiaomi telah kehilangan hampir sepertiga dari nilai sahamnya tahun ini dan setengah dari harga saham saat IPO. Hal inipun membuat pertumbuhan perusahaan melambat.

Analis pasar saham Morningstar Dan Baker mengatakan, buyback yang dilakukan Xiaomi bisa membuat investor lebih percaya diri membeli saham Xiaomi ke depannya.

Sekadar informasi, Xiaomi memiliki cadangan kas dengan nilai senilai USD 4,92 miliar atau setara Rp 69,6 triliun per 30 Juni. Sementara, total pinjaman perusahaan 13,8 miliar Yuan.

“Dewan percaya bahwa buyback saham dalam kondisi saat ini akan menunjukkan kepercayaan pada prospek bisnis sendiri,” kata Xiaomi dalam pengajuan bursa.

Xiaomi menyebut, sumber daya keuangan Xiaomi saat ini memungkinkannya untuk melaksanakan buyback saham dengan mempertahankan keuangan yang solid.

Bisnis Smartphone Menurun

Resmi Diluncurkan, Begini Penampakan Xiaomi Mi 9
Smartphone Xiaomi Mi 9 ditampilkan dalam pameran saat peluncuran di Beijing, China, Rabu (20/2). Xiaomi resmi memperkenalkan smartphone premium terbarunya, yakni Mi 9. (AP Photo/Andy Wong)

Sekadar informasi, pertumbuhan bisnis Xiaomi menurun sangat tajam, seiring bisnis smartphone global yang tengah melambat. Apalagi, kompetisi dengan vendor smartphone lokal pun meningkat tajam.

Sekadar informasi, pangsa pasar smartphone Xiaomi di negara asalnya Tiongkok menurun seperlima pada April-Juni 2019. Padahal, pangsa pasar vendor smartphone Huawei meningkat 31 persen. Demikian menurut perusahaan riset Canalys.

Tak hanya bisnis smartphone, upaya Xiaomi untuk mendorong layanan internet untuk mendapat keuntungan lebih pun juga dianggap mengecewakan oleh  investor.

Untungnya, smartphone terjangkau Xiaomi tetap popular di India yang terus tumbuh karena akses smartphone ke layanan data. Kabarnya selain smartphone, Xiaomi juga akan membuka bisnis finansial di India.

Xiaomi Tawarkan Saham Perdana

Logo Xiaomi
Logo Xiaomi (Foto: Agustin Setyo Wardani / Liputan6.com)

Sekadar informasi, produsen smartphone Tiongkok Xiaomi resmi melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/ IPO) di Bursa Saham Hongkong tahun lalu.

Saat IPO, nilai valuasi Xiaomi mencapai USD 54,3 miliar atau setara Rp 776 triliun. Adapun satu lembar saham Xiaomi di saat awal go public bernilai 17 HDK atau sekitar Rp 30 ribu.

Xiaomi sendiri melakukan penawaran saham perdana di bursa saham Hong Kong setelah delapan tahun tumbuh. 

"Setelah delapan tahun bekerja keras, Xiaomi segera merasakan keberhasilan dari kerja keras kita. Saat ini, Xiaomi punya 7.000 karyawan yang berkesempatan untuk memiliki saham Xiaomi. Setelah IPO kami juga bisa melihat bagaimana respon para pelaku pasar modal," kata Lei Jun.

Tidak hanya itu, Lei Jun juga mengklaim investasi awal Xiaomi yang dulunya hanya USD 5 juta, saat ini telah kembali 866 kali lipatnya.

(Tin/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya