Presdir Microsoft Indonesia: Kecerdasan Buatan Tingkatkan Produktivitas

Presiden Direktur Microsoft Indonesia Haris Izmee menyebut, penggunaan teknologi kecerdasan buatan bisa membantu meningkatkan produktivitas dalam organisasi

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 22 Nov 2019, 18:42 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2019, 18:42 WIB
Ilustrasi Kecerdasan Buatan. Kredit: Geralts via Pixabay
Ilustrasi Kecerdasan Buatan. Kredit: Geralts via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) kini tengah dikembangkan dan diimplementasikan di banyak sektor. Pasalnya, kehadiran AI bakal mengubah masa depan manusia.

Bahkan, Presiden Direktur Microsoft Indonesia Haris Izmee menyebut, penggunaan teknologi kecerdasan buatan bisa membantu meningkatkan produktivitas dalam organisasi.

Presiden Direktur Microsoft Indonesia Haris Izmee (Liputan6.com/ Agustin Setyo Wardani)

"Microsoft selama beberapa tahun ini membangun dan mengembangkan AI karena AI adalah game changer," kata Haris saat jadi pembicara di acara Disrupto 2019 yang digelar di Jakarta, Jumat (22/11/2019).

Haris mengatakan, saat ini teknologi AI di organisasi atau perusahaan, terbanyak digunakan untuk menyelesaikan kurangnya kepemimpinan (46 persen), kurangnya keahlian (23 persen), hingga menyelesaikan masalah budaya organisasi yang resisten (13 persen).

Menurut Haris, dengan teknologi AI, organisasi atau perusahaan bisa melakukan hal lebih baik selama tiga tahun belakangan ini.

"Penggunaan AI diperkirakan bisa meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan hingga hampir dua kali lipat di kawasan Asia Pasifik, bahkan di Indonesia produktivitas bisa meningkat hingga 1,9 kali lipat," kata dia, mengutip laporan perusahaan riset pasar IDC.

Laporan IDC

Lebih lanjut, kata Haris, laporan IDC juga menyebutkan, lebih dari separuh perusahaan di Indonesia yang disurvei sudah mulai mempertimbangkan penerapan teknologi kecerdasan buatan untuk membantu bisnisnya.

Dia memaparkan, 14 persen dari pelaku usaha yang disurvei belum mulai mempertimbangkan penggunaan AI, sementara 30 persen mengaku ingin melihat teknologi AI lebih mature sebelum mengimplementasikannya.

Kemudian, 42 persen pelaku usaha memilih untuk menerapkan AI sebagai bagian dari strategi bisnisnya dan 14 persen lainnya mulai mengadopsi AI sebagai bagian inti dari strategi bisnisnya.

Tujuan penggunaan AI di perusahaan

Haris juga mengungkap, AI banyak dipakai di perusahaan untuk tujuan-tujuan berikut ini. Misalnya, untuk meningkatkan kepuasan pelanggan (40 persen), tingkat kompetisi lebih baik dengan pesaing (17 persen), margin lebih tinggi (14 persen), inovasi (11 persen), serta untuk membuat karyawan lebih produktif (6 persen).

Di Indonesia, kata Haris, ditemukan beberapa hal yang perlu ditingkatkan misalnya kultur atau budaya organisasi, infrastruktur, hingga ke teknologi yang tepat. Namun, dia berkata, saat inilah saatnya untuk mulai memakai teknologi AI terutama untuk mengolah berbagai data, demi mengambil keputusan bisnis yang tepat.

"Di Microsoft, kami berupaya untuk memberdayakan semua orang dan organisasi untuk mendapatkan pencapaian lebih," ujar dia.

(Tin/Why)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya