Kecerdasan Buatan Ancam Sarjana Ilmu Komputer

Menurut miliarder Mark Cuban, sarjana jurusan ini bakal kehilangan potensi di pasar masa depan karena kehadiran kecerdasan buatan.

oleh Athika Rahma diperbarui 01 Jun 2019, 15:00 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2019, 15:00 WIB
Ilustrasi Kecerdasan Buatan (AI).
Ilustrasi Kecerdasan Buatan (AI).

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini, mungkin jurusan ilmu komputer, teknik informatika, sistem informasi dan lainnya termasuk dalam jurusan bergengsi dan banyak dicari perusahaan.

Namun menurut miliarder Mark Cuban, sarjana jurusan ini bakal kehilangan potensi di pasar masa depan karena kehadiran kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI).

"Dua puluh tahun dari sekarang, jika kamu sekarang seorang coder, mungkin kamu akan segera kehilangan pekerjaanmu," ungkapnya saat diwawancarai oleh Kara Swisher dari Recode Decode, seperti yang dikutip Tekno Liputan6.com dari CNBC, Sabtu (1/6/2019).

Cuban menambahkan, kalau kemampuan coding hanya berhubungan dengan matematika dan untuk AI, manusia hanya perlu memahami tentang suatu topik jika ingin AI menyamai topik itu.

Contohnya, kalau AI ingin menjadi seperti Shakespeare, maka seseorang harus tahu soal Shakespeare.

Bergaji Paling Besar

Artificial Intelligence
Ilustrasi (sumber: mirror.co.uk)

Sementara, lulusan ilmu komputer dan sejenisnya jadi lulusan dengan peluang yang besar dan gaji yang tinggi. Bahkan di AS, lulusan jurusan ini punya rata-rata bayaran USD 70 ribu per tahun.

Banyak yang menilai kecerdasan buatan sebagai peluang, namun ada yang juga yang menganggap manusia harus berhati-hati. Perlahan, AI bakal menggantikan beberapa pekerjaan saat ini.

"Teknologi bisa digunakan untuk kebaikan dan keburukan, dan Anda harus berhati-hati saat mengembangkannya. Kecerdasan buatan adalah kasus langka, jadi kita harus proaktif dalam regulasinya," tutup Cuban.

(Tik/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya