Liputan6.com, Jakarta - Facebook ternyata belum benar-benar membatalkan rencananya untuk menghadirkan iklan di WhatsApp. Informasi ini diketahui dari laporan The Information terbaru.
Dikutip dari Engadget, Minggu (26/4/2020), laporan ini menyebut rencana untuk menampilkan iklan akan dilakukan di masa depan, setelah perusahaan berhasil menggabungkan aplikasi olah pesan miliknya.
Terkait laporan ini, juru bicara Facebook memang mengatakan iklan di Status WhatsApp masih menjadi rencana jangka panjang perusahaan. Selain mengungkap rencana ini, laporan The Information juga mengungkap bentuk implemantasi iklan di WhatsApp.
Advertisement
Baca Juga
Menurut laporan itu, perusahaan akan menggunakan nomor telepon untuk mencocokkan akun Facebook dan WhatsApp yang dimiliki pengguna. Setelah itu, perusahaan dapat menentukan iklan yang akan ditampilkan ke pengguna.
Rencana ini sebenarnya terbilang kontroversial, sejumlah eksekutif sempat khawatir dengan penerapan metode ini. Sebab, tidak tertutup kemungkinan, pengguna WhatsApp akan memilih untuk menghapus akun Facebook miliknya.
Selain itu, penerapan rencana ini juga borpotensi melanggar regulasi anti-trust. Kendati masih memiliki rencana menghadirkan iklan di WhatsApp, rencana ini mungkin tidak akan dilakukan dalam waktu dekat.
Salah satu alasannya adalah Facebook masih membutuhkan waktu untuk melakukan integrasi infrastruktur olah pesan miliknya, dan WhatsApp merupakan aplikasi yang paling lama untuk dilakukan integrasi.
Facebook Batal Terapkan Iklan di WhatsApp
Laporan baru ini sebenarnya sedikit bertentangan dengan informasi terbaru di awal tahun ini, yakni Facebook membatalkan rencananya untuk menghadirkan iklan di layanan pesan WhatsApp.
Dilaporkan The Wall Street Journal, tim yang mengembangkan iklan di WhatsApp telah dibubarkan beberapa bulan lalu. Pekerjaan yang telah dilakukan pun, dihapus dari kode Whatsapp.
Meski membatalkan rencana untuk memboyong iklan ke WhatsApp, Facebook tetap akan menghadirkan iklan di WhatsApp Status. Namun sejauh ini, WhatsApp masih bebas dari iklan.
Mengutip laman The Verge, Jumat (17/1/2020), Facebook begitu berambisi untuk memonetisasi WhatsApp. WhatsApp sendiri diakuisisi oleh Facebook pada 2014 dengan nilai USD 22 miliar.
Ambisi Mark Zuckerberg untuk memonetisasi WhatsApp ini bertentangan dengan cita-cita pendirinya, Jan Koum, yang kemudian mengundurkan diri dari Facebook pada 2018.
Advertisement
Dua Pendiri WhatsApp Tak Setuju ada Iklan
Sementara itu, rekan Koum yang sama-sama pendiri WhatsApp, Brian Acton, meninggalkan Facebook beberapa bulan sebelumnya. Kedua pendiri WhatsApp ini tak setuju aplikasi besutannya yang mengusung privasi harus disisipi iklan.
Kembali ke masalah iklan, Facebook kini lebih fokus ke iklan pada WhatsApp yang dianggap akan memungkinkan komunikasi bisnis dengan pelanggan lebih mudah.
Sebelumnya, Koum dan Acton disebut-sebut khawatir, fitur pesan komersial akan memaksa WhatsApp melemahkan enkripsi end-to-end yang diterapkan.
Sebelumnya, CEO Facebook Mark Zuckerberg mengumumkan, pihaknya secara bertahap akan mengintegrasikan Facebook, WhatsApp, dan Instagram.
(Dam/Ysl)