Riset: Saat WFH Ternyata Karyawan juga Nonton Konten Dewasa dari Perangkat Kerja

Berdasarkan studi Kaspersky, 51 persen responden mengakui menonton lebih banyak konten dewasa di perangkat yang sama yang mereka pakai untuk bekerja.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 08 Mei 2020, 15:36 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2020, 15:36 WIB
Pengguna iPhone Paling Doyan Nonton Video Porno
Ilustrasi (cnnmoney.com)

Liputan6.com, Jakarta - Upaya menjaga jarak di tengah pandemi Covid-19 kini menjadi bagian kehidupan karyawan di dunia. Saat ini, mereka harus menyesuaikan diri dengan lingkungan profesional baru, bahkan dari kamar atau ruang tamu mereka sendiri.

Oleh karenanya, ada potensi timbulnya garis kabur antara kehidupan pribadi dengan pekerjaan.

Kaspersky melihat, "new normal" alias "normal baru" yang dihadapi karyawan saat ini mulai berdampak pada keseimbangan kehidupan pekerjaan mereka.

Pasalnya, berdasarkan studi tersebut hampir 31 persen karyawan mengatakan mereka menghabiskan lebih banyak waktu ketimbang sebelumnya. 46 persen menyebut, mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk kegiatan pribadi.

Perubahan seperti ini bisa terjadi karena karyawan tidak harus bolak balik atau bepergian sebanyak sebelumnya.

Responden juga mengungkap, semakin sulit bagi karyawan memisahkan kegiatan pekerjaan dan kehidupan pribadi. Salah satu temuan terparah adalah, 51 persen responden mengakui menonton lebih banyak konten dewasa di perangkat yang sama yang mereka pakai untuk bekerja.

Kemudian, 18 persen responden nonton konten dewasa di perangkat yang disediakan oleh perusahaan. 33 persen lainnya mengaku nonton konten dewasa di perangkat pribadi yang dipakai untuk bekerja.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Berpotensi Malware

Bintang Porno Berkumpul di Las Vegas
Aktris porno Ginger Banks berdiri di bilik Pornhub saat AVN Adult Entertainment Expo 2018 di Hard Rock Hotel and Casino Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, Rabu (24/1). (Foto AP/John Locher)

Hasil studi juga mengungkap, 55 persen karyawan membaca berita lebih banyak dibandingkan saat sebelum mulai bekerja dari rumah.

Hal ini bisa dianggap wajar karena orang ingin mendapatkan informasi terbaru tentang pekembangan virus corona.

60 persen dari kegiatan ini dilakukanpada perangkat yang digunakan untuk bekerja.

Padahal, hal ini berpotensi menyebabkan infeksi malware jika karyawan tidak memerhatikan sumber daya dan situs web yang mereka kunjungi.

Para karyawan juga mulai menerapkan kebiasaan menggunakan layanan pribadi mereka untuk tujuan pekerjaan sehingga meningkatkan risiko potensial seperti pengungkapan informasi sensitif.

Misalnya, 42 persen karyawan menggunakan akun email pribadi untuk hal-hal terkait dengan pekerjaan, dan 49 persen mengakui penggunaannya meningkat ketika bekerja dari rumah.

Selanjutnya, 38 persen responden mengaku menggunakan messenger pribadi yang belum disetujui oleh departemen TI, yang mana 60 persen dari mereka melakukannya lebih sering dalam situasi baru seperti saat ini.


Perusahaan Harus Selektif

Ilustrasi video porno
Ilustrasi video porno. (Foto: iStockphoto)

Chief Information Security Officer di Kaspersky Andrey Evdokimov mengatakan, organisasi atau perusahaan tidak bisa hanya memenuhi seluruh permintaan pengguna, seperti mengizinkan staf untukmenggunakan layanan apa pun yang mereka inginkan.

Evdokimov menyebut, perusahaan perlu mempertimbangkan kenyamanan pengguna, kebutuhan bisnis, dan keamanannya.

"Untuk mencapai hal ini,perusahaan harus menyediakan akses ke layanan berdasarkan pada prinsip hanya menyediakan minimal, hak istimewa yang diperlukan, mengimplementasikan VPN dan menggunakan sistem perusahaan yang aman dan disetujui," tutur Evdokimov dalam keterangan yang diterima Jumat (8/5/2020).

Dengan izin minimal dan implementasi VPN, jenis perangkat lunak seperti ini mungkin memiliki batasan tertentu yang sedikit mengurangi kegunaan, tetapi menawarkan jaminan keamananlebih besar.


Saran untuk Karyawan dan Perusahaan

[Fimela] kaspersky
kaspersky | Kaspersky

Pengguna perlu menggunakan solusi keamanan andal dan hanya melakukan pengunduhan konten dari sumber tepercaya.

Perusahaan juga bisa menjadwalkan pelatihan kesadaran keamanan dasar untuk karyawan, secara online. Tujuannya adalah membekali berbagai pengetahuan tentang praktik manajemen akun dan kata sandi, keamanan email, hingga keamanan endpoint.

Perusahaan juga perlu memastikan bahwa seluruh perangkat, perangkat lunak, aplikasi dan layanan tetap diperbarui dengan patch terbaru

Ketiga, pasang perlindungan perangkat lunak yang telah terbukti ampuh melindungi, seperti milik Kaspersky.

(Tin/Why)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya