Peningkatan Kasus Covid-19 Paksa Apple Store di AS Kembali Tutup

Sejumlah Apple Store di AS terpaksa kembali tutup karena peningkatan kasus Covid-19.

oleh M Hidayat diperbarui 22 Jun 2020, 15:30 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2020, 15:30 WIB
Apple Store
Apple Store. Kredit: Michael Gaida via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah Apple Store di AS terpaksa kembali tutup karena peningkatan kasus Covid-19.

Mengutip Reuters, Senin (22/6/2020), mereka antara lain berlokasi di Florida, Arizona, South Carolina, dan North Carolina.

Akhir Mei lalu perusahaan sebetulnya telah berencana untuk membuka sekitar 100 Apple Store karena kebijakan lockdown di AS pada saat itu mulai mereda.

Namun di sisi lain, Deirdre O'Brien, Kepala Ritel di Apple, dalam sebuah surat pada bulan Mei lalu mengatakan keputusan untuk kembali menutup Apple Store mungkin akan diambil dengan merujuk pada data yang diperlukan.

"Ini bukan keputusan tergesa-gesa. Pembukaan toko sama sekali tidak berarti bahwa kami tidak akan mengambil langkah pencegahan untuk menutupnya lagi, jika memang diperlukan," kata O'Brien.

Apple Raup Rp 7.353 Triliun dari Penjualan di App Store pada 2019

Sebelumnya Apple mengumumkan hasil studi perusahaan konsultan ekonomi Analysis Group yang menyebut App Store menghasilkan pemasukan USD 519 miliar (setara Rp 7.353 triliun).

Mengutip The Verge, Rabu (17/6/2020), angka tersebut didapatkan dari total billing, penjualan produk, dan layanan fisik serta barang digital yang terjual lewat App Store pada 2019.

Dari jumlah tersebut, Apple mengatakan, "hanya" USD 61 miliar yang didapatkan dari barang digital. Termasuk di dalamnya kategori gim mobile, in-app purchase (pembelian dalam aplikasi), sejumlah langganan, dan penjualan unit aplikasi berbayar.

Studi ini juga menyebut, pemasukan tersebut bukanlah keseluruhan yang didapatkan dari billing App Store.

Analysis Group mengatakan, mereka menghitung sejumlah item seperti langganan video streaming yang bisa dibeli di tempat lain tetapi konsumsi medianya dilakukan di perangkat iOS.

Selain itu, ada pula layanan aplikasi milik Apple yang dibeli oleh perusahaan besar untuk dipakai para karyawannya (produk B2B).

Kontribusi pendapatan lainnya berasal dari iklan di dalam aplikasi, yang paling banyak didapatkan dari gim mobile, dengan total pendapatan iklan dari App Store ada USD 45 miliar.

Kontribusi Terbesar

Studi juga mengungkap, aplikasi milik Best Buy dan Target yang tersedia di App Store menghasilkan USD 413 miliar.

"Dari USD 519 miliar yang dihasilkan ekosistem App Store pada 2019, penjualan dari barang dan layanan fisik merupakan kontributor paling tinggi yakni USD 413 miliar. Pada kategori tersebut, aplikasi e-commerce menghasilkan penjualan paling banyak, di mana bisnis ritel menjadi tulang punggungnya," demikian ungkap penelitian Analysis Group.

Bisnis ritel yang dimaksud adalah adanya aplikasi milik toko-toko seperti Target dan Best Buy yang menjual barang-barang fisik.

Selain itu, aplikasi travel seperti Expedia dan United berkontribusi sebesar USD 57 miliar terhadap penjualan di App Store.

Demikian pula aplikasi ride-hailing seperti Uber dan Lyft yang menghasilkan USD 40 miliar. Begitu juga aplikasi pengiriman makanan seperti DoorDash dan Grubhub yang berkontribusi sebesar USD 31 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya