Liputan6.com, Jakarta - Seorang bocah berusia 9 tahun diberitakan mengalami luka tembak ketika sedang membuat video TikTok.
Peristiwa ini terjadi di bagian timur Atlanta, Amerika Serikat pekan lalu.
Advertisement
Baca Juga
Adapun bocah yang mengalami luka tembak adalah Javonni Carson. Ia merupakan satu dari tiga orang yang menjadi korban.
Diceritakan oleh sang ibu, anaknya ditembak ketika baru mulai merekam video TikTok.
Mengutip laman WSB TV, Selasa (14/7/2020), ibu Carson kemudian menggalang dana di GoFundMe untuk membantu membiayai pengobatan bocah 9 tahun itu.
"Hari itu seperti hari normal lainnya, dia sedang membuat video TikTok, kemudian kakinya kena tembakan," kata sang ibu.
Polisi pun menemukan, sebanyak 42 selongsong peluru bertebaran di jalanan. Detektif mengatakan, kejadian ini disebabkan karena sekelompok orang bertengkar dan salah satu di antaranya menembakkan senjata.
Anak-Anak Jadi Saksi Kasus Penembakan
Menurut sang ibu, dua anaknya lain menyaksikan penembakan tersebut.
"Kedua anakku yang lain di sana. Mereka melihat senjata tajam, darah, dan melihat penembakan, seiring dengan sejumlah orang jatuh di depan mereka. Ada orang yang lari dan ada yang berteriak meminta pertolongan," kata ibu Carson.
Ibu Carson menggambarkan putranya sebagai pemain sepak bola dan rapper yang gigih. Menurut sang ibu, Javonni Carson juga dicintai oleh banyak orang karena karakter dan kepribadiannya yang baik.
"Berdoalah dan kasihi keluarga Anda karena mereka bisa diambil kapan saja," kata ibu Javonni.
Sejauh ini keluarga Carson telah mengumpulkan lebih dari USD 5000 dari target USD 20.000 di GoFundMe. Sementara itu, pihak kepolisian pun masih terus mencari si penembak.
Advertisement
TikTok Terancam Diblokir di Amerika
Masih seputar TikTok di Amerika Serikat, sebelumnya pemerintah Donald Trump mengancam akan memblokir TikTok.
Berbicara kepada Fox News, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengungkapkan bahwa pemerintah AS dapat mempertimbangkan untuk melarang TikTok sebagai bagian dari rencana pemerintah untuk mencekal aplikasi yang dibuat oleh perusahaan China.
"Anda harus tahu kami menganggap hal ini sangat serius. Kami tentu memantaunya," kata Pompeo.
Menanggapi komentar dari Pompeo, TikTok mengklaim bahwa pihaknya menyediakan aplikasi yang aman dan tidak pernah memberikan data pengguna kepada pemerintah Tiongkok.
"Kami selalu memprioritaskan pengalaman aplikasi yang aman dan nyaman untuk pengguna. Kami pun tidak pernah memberikan data pengguna kepada pemerintah Tiongkok, kami juga tidak akan melakukannya jika diminta,” ujar TikTok sebagaimana dilansir Ubergizmo, Rabu (8/7/2020).
(Tin/Why)