Liputan6.com, Jakarta - Menyusul aksi peretasan yang menyerang akun terverifikasi, Twitter segera mengambil tindakan. Situs mikroblog itu menyatakan telah membatasi kicauan dari para akun yang terkena peretasan.
Namun, sebagaimana dikutip dari The Verge, Kamis (16/7/2020), pembatasan itu sudah dibuka secara bertahap. Karenanya, sejumlah akun yang terdampak sudah diberikan kesempatan untuk mulai menuliskan twit lagi.
"Banyak akun yang sudah bisa mencuit lagi. Kami terus melanjutkan upaya penyelesaian, sehingga pembatasan sewaktu-waktu dapat muncul dan hilang lagi. Kami juga berupaya untuk mengembalikan kondisi normal secepatnya," tulis akun Twitter Support.
Advertisement
Baca Juga
Hanya, perusahaan tidak mengungkap lebih lanjut cara kerja pembatasan pada akun-akun yang terverifikasi tersebut. Pembatasan ini juga berlaku pada akun-akun centang biru saja, sehingga akun biasa tidak terpengaruh.
Sebagai informasi, sejumlah akun Twitter yang terverifikasi, mulai dari pebisnis hingga politisi, dilaporkan telah mengalami peretasan. Beberapa di antaranya termasuk Bill Gates, Elon Musk, hingga Barack Obama.
Melalui peretasan itu, pelaku berupaya melakukan penipuan dengan memanfaatkan Bitcoin. Jadi, mereka menyasar followers akun Twitter terverifikasi tersebut yang masih awan dengan metode penipuan semacam ini.
Metode Penipuan Manfaatkan Akun Twitter Terverifikasi
Setelah diretas, akun tersebut men-tweet tulisan yang menjanjikan akan menggandakan uang siapa pun yang mengirim dana melalui Bitcoin dalam 30 menit, sebagaimana dikutip dari Tech Crunch, Kamis (16/7/2020).
Saat insiden berlangsung, akun Twitter yang diretas mulai membagikan beberapa alamat dompet bitcoin dengan mengklik link yang akan mengarahkan korban ke sebuah website.
Namun, setelah mendapatkan laporan dari berbagai pihak. Namesilo, selaku penyedia domain situs web yang dipakai pelaku pun langsung dimatikan.
Adapun akun Twitter lain yang ikut diretas, termasuk milik Jeff Bezos, Michael Bloomberg, Kanye West, Uber Technologies Inc, dan Apple Inc.
Advertisement
Twitter Akui Aksi Peretasan
Lebih lanjut, Twitter mengakui aksi peretasan yang terjadi pada Rabu 15 Juli 2020 waktu setempat itu sebagai "insiden keamanan".
Beberapa akun yang diretas pun dengan cepat kembali di bawah kendali oleh pemiliknya masing-masing. Sementara itu, tweet dari akun yang diretas dengan cepat langsung dihapus.
(Dam/Why)