Stok Chip Terbatas, Harga Smartphone Huawei Naik

Banyak konsumen Tiongkok dilaporkan membeli smartphone Huawei yang menggunakan chip premium Kirin.

oleh Andina Librianty diperbarui 18 Sep 2020, 08:30 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2020, 08:30 WIB
Logo Huawei
Huawei (Foto: Huawei)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak konsumen Tiongkok dilaporkan membeli smartphone Huawei yang menggunakan chip premium Kirin.

Mereka khawatir pembatasan akses Huawei terhadap teknologi Amerika Serikat (AS) akan segera menghentikan produksi handset premium perusahaan.

Dikutip dari Reuters, Jumat (18/9/2020), sejumlah pihak toko di Huaqiangbei, yang merupakan pasar elektronik terbesar di dunia dan berada di Shenzhen, mengatakan bahwa harga untuk ponsel bekas dan baru[ Huawei ]( 4358097 "")terus meningkat selama sebulan terakhir. Peningkatan harga rata-rata sekitar 400 hingga 500 yuan.

Varian Porsche dari Mate 30 dijual seharga 14.000 yuan, naik dari 1.000 pada Januari lalu. Smartphone tersebut tersedia dengan harga yang sama di online marketplace Taobao.

Menurut salah satu vendor, konsumen semakin khawatir dengan suplai komponen untuk handset terbaru Huawei.

"Ponsel Huawei semakin mahal, tapi itu adalah persediaan dan suplai. Jika orang-orang menyukai mereknya, maka mereka akan membayar lebih dan siapa yang tahu seberapa bagus chip yang akan mereka punya di masa depan," ungkap seorang vendor bernama Xiao di Huaqiangbei.

Kebijakan AS

Ilustrasi Smartphone Huawei
Ilustrasi Smartphone Huawei. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Pemerintah AS pada tahun lalu mulai mencegah sebagian besar perusahaan AS berbisnis dengan Huawei.

Huawei disebut bekerja sama dengan pemerintah Tiongkok, dan mengancam keamanan nasional AS. Huawei berulang kali membantah klaim tersebut.

Pemerintah AS pada bulan lalu memperketat pembatasan dengan menutup akses produksi chip Huawei. Kebijakan tersebut dilaporkan membuat TSMC harus berhenti memproduksi chip untuk Huawei.

Chip Huawei

CEO bisnis konsumen Huawei, Richard Yu, sebelumnya mengatakan perusahaan akan berhenti membuat chip Kirin pada 15 September 2020. Hal ini disebabkan pembatasan AS yang membuat unit bisnis chip Huawei, HiSilicon, tidak bisa menggunakan teknologi vital.

HiSilicon bergantung pada software dari perusahaan-perusahaan AS seperti Cadence Design Systems Inc atau Synopsys Inc untuk mendesain chip, dan mengalihkan produksi ke TSMC yang menggunakan peralatan buatan AS.

Huawei dinilai bisa bertahan hingga akhir tahun ini jika bisa mengoptimalkan persediaan chip yang ada.

"Salah satu pilihan bagi mereka agar chip Kirin bertahan lebih lama adalah dengan mengurangi pengiriman untuk sisa tahun ini," ungkap analis Will Wong dari IDC.

(Din/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya