Pengguna Internet Indonesia pada 2019 hingga Q2 2020 Tembus 196 Juta

APJII mengungkapkan survei mengenai perilaku dan pengguna internet di Indonesia sepanjang 2019 hingga kuartal kedua 2020.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 09 Nov 2020, 20:34 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2020, 18:03 WIB
Ilustrasi Internet
Ilustrasi Internet (sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) kembali merilis survei soal pengguna internet di Indonesia. Namun untuk tahun ini, survei dilakukan sedikit molor dari jadwal tahun sebelumnya, mengingat masih ada pandemi.

Sebagai informasi, survei yang diadak APJII biasanya dilakukan pada kuartal pertama di setiap tahun, tapi mengingat awal tahun ini pandemi melanda Indonesia, prosesnya mundur hingga di kuartal kedua.

Dalam pemaparannya, Sekretaris Jenderal APJII, Henri Kasyfi Soemartono menuturkan saat ini internet telah berperan penting dalam kehidupan sosial, ekonomi, maupun politik secara global, termasuk Indonesia. Karenanya, penggunaannya pun terus meningkat.

Hal itu juga ditunjukkan oleh survei terbaru ini, menurut Henri, penetrasi pengguna internet Indonesia dari 2019 hingga kuartal kedua 2020 mencapai 73,7 persen. Data itu lantas digabungkan dengan proyeksi BPS mengenai populasi Indonesia yakni sekitar 266 juta.

Hasil itu diperoleh dari survei yang dilakukan pada 7.000 responden dengan metode pengumpulan data wawancara dibantu bantuan kuisioner. Survei itu sendiri dilakukan mulai dari 2 hingga 25 Juni 2020.

"Jadi, pengguna internet Indonesia diperkirakan adalah 196 juta, naik dari 171 juta di tahun 2018, dengan pertumbuhan 8,9 persen atau sekitar 25 juta pengguna," tuturnya saat konferensi pers yang digelar secara virtual, Senin (9/11/2020).

Kontribusi Pengguna Internet di Indonesia

Ilustrasi Internet, Digital, Gaya Hidu Digital
Ilustrasi Internet, Digital, Gaya Hidu Digital. Kredit: Nattanan Kanchanaprat via Pixabay

Sementara untuk kontribusi penetrasi pengguna internet, Jawa masih mendominasi dengan 56,4 persen disusul Sumatera 22,1 persen.

Lalu ada Pulau Sulawesi (7 persen), Kalimantan (6,3 persen), Bali Nusa Tenggara (5,2 persen), dan Maluku Papua (3 persen).

Henri menambahkan, apabila dibandingkan dengan survei 2018, kontribusi penetrasi per wilayah untuk tahun ini kurang lebih berimbang.

Untuk perbandingan, penetrasi tahun lalu Jawa (55,7 persen), Sumatera (21,6 persen), Bali Nusa Tenggara (5,2 persen), Kalimanta (6,6 persen), Sulawesi (5,2 persen), dan Maluku Papua (10,9 persen).

"Kontribusi pulau Jawa naik sedikit dari 55,7 persen menjadi 56,4 persen. Ini menggambarkan infrastruktur di Jawa tersebut berkembang, sehingga secara kontribusi tetap memberikan kenaikan," tuturnya menjelaskan

Data Baru

Ilustrasi
Ilustrasi menggunakan smartphone terlalu lama. (dok. unsplash.com/Asnida Riani)

Pada survei tahun ini, APJII juga turut menghadirkan data baru yakni penetrasi di ibukota provinsi tiap wilayah.

Survei ini dilakukan bersama Indonesia Survei Center dengan metode teknik sampling. Adapun margin of error survei ini mencapai 1,27 persen dengan level of confidence 95 persen.

(Dam/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya