Akun Twitter Presiden AS Joe Biden @POTUS Akan Mulai dari 0 Follower

Twitter akan menghapus data dan follower pada akun resmi Presiden AS Donald Trump @POTUS. Dengan begitu, nantinya Presiden Joe Biden akan memulai aktivitas di akun @POTUS dengan 0 follower.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 23 Des 2020, 09:24 WIB
Diterbitkan 23 Des 2020, 09:24 WIB
Aplikasi Twitter
Aplikasi Twitter. Ilustrasi: Dailydot.com

Liputan6.com, Jakarta - Twitter akan menghapus seluruh data di akun Twitter resmi presiden AS @POTUS. Dengan begitu, akun @POTUS yang dipegang oleh Presiden Donald Trump dengan jutaan follower akan kembali menjadi akun dengan 0 follower.

Alih-alih hanya menghapus cuitan, menurut Digital Director Joe Biden Rob Flaherty, jutaan follower di akun Twitter @POTUS juga akan dihapus.

Untuk itulah ketika dilantik menjadi Presiden AS ke-46, Joe Biden yang akan memegang akun @POTUS butuh banyak follower.

Sekadar informasi, penghapusan alias wipe-out data Twitter milik akun presiden AS akan dilakukan ketika pelantikan berlangsung, yakni 20 Januari 2021.

Menurut informasi dari Twitter, tidak hanya akun Twitter resmi presiden AS yang akan dihapus datanya. Akun Twitter resmi milik ibu negara, sekretaris presiden, hingga kabinet juga akan dihapus data dan follower-nya.

Menurut laporan The Wall Street Journal, sempat ada perselisihan antara kubu Joe Biden dan Twitter mengenai apakah pengikut lama akun @POTUS yang dipegang oleh Donald Trump akan ditransfer ke akun yang dipegang oleh Joe Biden.

Pasalnya, pada 2017, ketika pemerintahan Donald Trump mengambil alih akun tersebut dari pemerintahan Barack Obama, Twitter menduplikasi akun tersebut dan membuat arsip atas cuitan-cuitan dan follower Obama.


Kebalikan dari Kebijakan Sebelumnya

akun terverifikasi
Ilustrasi: Tanda verifikasi di Twitter (Sumber: Tech Crunch)

Selanjutnya, Twitter membuat akun-akun baru untuk pemerintahan berikutnya, kemudian mengembalikan follower di akun @POTUS, sementara cuitan Obama dihilangkan.

Pihak Twitter sendiri, menurut The Verge, tidak menyebutkan apa alasan mereka mengubah kebijakan Twitter kali ini.

"Dalam diskusi yang sedang berlangsung dengan tim transisi Biden mengenai sejumlah aspek terkait dengan transfer akun Twitter Gedung Putih," kata Twitter kepada The Verge, dikutip Rabu (23/12/2020).

Tim Biden tampaknya tidak begitu senang dengan kebijakan ini, mengingat mereka akan kehilangan keuntungan digital yang signifikan.


Jutaan Pengikut akan Dapat Notifikasi

Ilustrasi Twitter
Ilustrasi Twitter (Liputan6.com/Sangaji)

Juru bicara Twitter menyebut, pada hari pelantikan presiden AS, para follower yang mengikuti salah satu akun-akun terkait pemerintah AS seperti @POTUS, @FLOTUS, @VP, @PressSec, @Cabinet, dan @LaCasaBlanca akan mendapatkan notifikasi bahwa akun-akun tersebut sedang diarsipkan.

Para follower akan diberi opsi untuk mengikuti akun-akun baru milik pemerintahan Joe Biden. Namun, sejauh ini belum ada detail informasi mengenai notifikasi tersebut.

Meskipun presiden punya banyak cara untuk publikasi, tak bisa dimungkiri bahwa media sosial merupakan alat komunikasi utama bagi presiden AS selama empat tahun terakhir ini.

Akun @POTUS sendiri memiliki lebih dari 33 juta pengikut. Sementara akun WhiteHouse memiliki 26 juta pengikut, akun ibu negara memiliki 16 juta pengikut, dan akun sekretaris presiden punya 6 juta pengikut.

Nantinya seperti periode sebelumnya, akun POTUS yang dipegang oleh Donald Trump akan berganti nama menjadi @POTUS45 dan akan dibekukan sebagaimana adanya.

Presiden AS Donald Trump sendiri memiliki akun pribadi di mana ia cukup aktif mencuit di akun @realDonaldTrump tersebut.

(Tin/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya