Pengujian Roket Terkuat di Dunia Alami Kegagalan Mesin

NASA baru-baru ini melakukan uji coba peluncuran roket yang di klaim paling kuat di dunia di stage inti Sistem Peluncuran Luar Angkasa (Space Launch System/SLS).

oleh Iskandar diperbarui 20 Jan 2021, 11:00 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2021, 11:00 WIB
Pengujian Roket Paling Kuat di Dunia. Dok: NASA
Pengujian Roket Paling Kuat di Dunia. Dok: NASA

Liputan6.com, Jakarta - NASA baru-baru ini melakukan uji coba peluncuran roket yang di klaim paling kuat di dunia di stage inti Sistem Peluncuran Luar Angkasa (Space Launch System/SLS).

Namun, empat mesin utama di stage itu mati saat pengujian berlangsung lebih dari 1 menit, padahal pengujian dirancang untuk berlangsung selama 8 menit.

Uji coba adalah langkah penting untuk sistem peluncuran luar angkasa NASA yang telah lama tertunda. SLS akan memainkan peran kunci dalam program Artemis untuk mengembalikan astronot AS ke bulan sebelum 2024.

Sebagai informasi, saat pengujian, NASA menyalakan empat mesin RS-25 pada Senin (18/1/2021) pukul 17:27 waktu setempat di Pusat Antariksa Stennis NASA di Mississippi, Amerika Serikat. Demikian seperti dikutip New York Post, Rabu (20/1/2021).

Hingga saat ini belum dijelaskan mengapa mesin tersebut mengalami kegagalan. Pada briefing minggu lalu, pejabat NASA dan pejabat dari Boeing, kontraktor utama SLS, mengatakan bahwa mereka membutuhkan uji api statis, setidaknya 250 detik untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan.

"Kami mendapatkan semua data teknik yang kami butuhkan untuk memiliki kepercayaan tinggi pada roket sekitar 250 detik," kata John Shannon, wakil presiden dan manajer program SLS di Boeing.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Pengujian Sepenuhnya Otomatis

FOTO: NASA Luncurkan Misi ke Planet Mars
Roket Atlas V United Launch Alliance yang mengangkut Mars Perseverance milik NASA diluncurkan dari Kompleks Peluncuran Antariksa 41 di Pangkalan AU Tanjung Canaveral, Florida, AS, 30 Juli 2020. Peluncuran ini untuk mencari tanda-tanda kehidupan masa lampau di Planet Merah. (Xinhua/NASA/Joel Kowsky)

Selama pengujian, sekitar 1.400 sensor memantau inti getaran, suhu, akustik, dan tekanan.

NASA mengatakan dalam rilisnya bahwa perangkat lunak "bertindak dengan tepat" dan mengakhiri pengujian.

"Pada titik ini, pengujian sepenuhnya otomatis. Selama peluncuran, perangkat lunak onboard bertindak dengan tepat dan memulai mematikan mesin dengan aman," demikian pernyataan NASA.

SLS awalnya ditetapkan untuk melakukan debut penerbangannya pada 2017, tetapi tersendat karena kekurangan anggaran.

NASA Akan Bantu Jepang untuk Terbang ke Bulan

Ilustrasi Gateway di Bulan. Dok: NASA
Ilustrasi Gateway di Bulan. Dok: NASA

Sebelumnya, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (National Aeronautics and Space Administration/NASA) mengumumkan akan membantu Badan Penjelajah Antariksa Jepang (Japan Aerospace Exploration Agency/JAXA) untuk terbang ke Bulan.

Keduanya secara resmi mengumumkan perjanjian yang akan membuat JAXA berkontribusi pada lunar Gateway (stasiun luar angkasa masa depan dalam orbit Bulan), menyediakan keahlian teknis, perangkat untuk mendukung kehidupan dan sistem kontrol lingkungan, baterai, kontrol termal, serta komponen pencitraan.

"Kami merasa terhormat mengumumkan perjanjian terbaru ini dengan Jepang untuk mendukung eksplorasi manusia jangka panjang di dan sekitar Bulan sebagai bagian dari program Artemis," kata Administrator NASA Jim Bridenstine dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dilansir New York Post, Selasa (19/1/2021).

Ia menambahkan langkah ini guna memperkuat kemitraan dan komitmen internasional untuk mencapai tujuan bersama dalam eksplorasi Bulan yang berkelanjutan pada akhir dekade ini.

Untuk diketahui, nota kesepahaman telah ditandatangani antara NASA dan Jepang pada akhir 2020.

(Isk/Ysl)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya