Liputan6.com, Jakarta - Google melalui mesin pencariannya menguasai sekitar 92 persen pangsa pasar. Sementara browser Chrome menguasai hampir 70 persen pangsa pasar.
Namun, dalam waktu dekat ini akan hadir pesaing baru Google Search di bidang mesin pencarian selain Bing milik Microsoft. Yakni Brave Search yang diklaim mementingkan data privasi penggunanya.
Baca Juga
Artinya, Brave Search tidak akan menggunakan data yang dikumpulkan seperti alamat IP penggunanya dan tidak mengharuskan pengguna memiliki akun untuk penelusuran.
Advertisement
Ditengah perhatian banyak orang pada privasi online, Brave mengumumkan akan meluncurkan mesin pencarinya yang digadang akan menjadi pesaing Google berikutnya.
Brave, yang didirikan oleh mantan eksekutif Mozilla, Brendan Eich itu telah berfokus pada privasi secara publik pasca dua tahun peluncuran browser-nya.
Pengumuman Brave Search menempatkan orang-orang baru yang baru pertama kali berdiri di posisi yang jarang untuk mengambil alih dominasi peramban dan penelusuran Google.
Diluncurkan Paruh Pertama 2021
Eich mengatakan, Brave Search telah membuka daftar tunggu (waiting list) dan akan diluncurkan pada paruh pertama tahun ini. Browser ini tidak akan melacak atau membuat profil orang yang menggunakannya.
"Brave sudah memiliki model pengguna anonim default tanpa pengumpulan data sama sekali," katanya seperti dikutip dari Wired, Kamis (4/3/2021).
Ia menambahkan, tidak ada alamat IP yang akan dikumpulkan dan perusahaan sedang menjajaki bagaimana mereka dapat membuat mesin pencari berbayar dan bebas iklan dan yang dilengkapi dengan iklan.
Eich mengatakan, Brave tidak memulai mesin pencarian atau indeksnya dari awal dan tidak akan menggunakan indeks dari Bing atau perusahaan teknologi lainnya. Sebaliknya, Brave telah membeli Tailcat, cabang dari mesin pencari Jerman Cliqz, yang dimiliki oleh Hubert Burda Media dan ditutup tahun lalu.
Pembelian tersebut mencakup indeks web yang dibuat oleh Tailcat dan teknologi yang memberdayakannya. Eich mengatakan, beberapa pengguna akan diberikan kemampuan untuk ikut serta dalam pengumpulan data anonim untuk membantu menyempurnakan hasil pencarian.
"Lewat Tailcat, pengguna dapat melihat log query dan log klik secara anonim. Ini memungkinkannya untuk membangun indeks, yang telah dan sudah dilakukan Tailcat di Cliqz, dan itu semakin besar,” kata Eich.
Dia mengakui, indeks tersebut tidak akan sedekat Google tetapi hasil teratas yang dimunculkan sebagian besar sama. “Weblah yang dipedulikan pengguna,” kata Eich.
Advertisement
Filter dalam Pencarian di Brave Search
Tim Brave Search juga mengerjakan filter, yang disebut Goggles, yang memungkinkan orang membuat serangkaian sumber tempat hasil penelusuran diambil.
Misalnya, orang dapat menggunakan filter untuk hanya menampilkan ulasan produk yang tidak berisi tautan afiliasi. Filter juga dapat diatur untuk hanya menampilkan hasil dari outlet media independen.
Brave memiliki satu keunggulan dalam hal orang yang mungkin menggunakan Brave Search: browser web-nya. Perusahaan mengatakan, browser yang diluncurkan pada 2019 ini sudah memiliki 25 juta pengguna aktif bulanan.
"Kami akan menjadikannya sebagai alternatif bukan sebagai default karena kami masih akan merasa masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan," kata Eich memungkaskan.
Seperti diketahui, algoritme penelusuran Google telah menghabiskan waktu puluhan tahun untuk merayapi web, membuat indeks dari ratusan miliar situs, dan memeringkatnya dalam hasil penelusuran.