Liputan6.com, Jakarta - Facebook disebut akan mengembangkan proyek Artificial Intelligence (AI) yang memungkinkan meneliti video unggahan publik penggunanya. Kemudian, perusahaan akan menemukan kebiasaan pengguna untuk merekomendasi konten yang relevan.
Masih belum diketahui proyek ini berkaitan dengan penargetan iklan atau bukan. Namun, perusahaan menyebut sistem AI mereka tak hanya meningkatkan akurasi, tetapi juga beradaptasi dengan dunia isyarat visual yang beragam.
Dikutip dari The Verge, Minggu (14/3/2021), algoritme rekomendasi konten itu bukannya tanpa potensi masalah.
Advertisement
Baca Juga
Laporan terbaru dari MIT Technology Review menyoroti proyek ini berpotensi menyebarkan misinformasi dan mendorong polarisasi politik seperti yang telah terjadi sebelumnya.
Hal ini menciptakan konflik antara tugas para peneliti Ethical AI di Facebook dan kredo perusahaan untuk memaksimalkan pertumbuhan.
Google, misalnya, mengelola kumpulan dataset yang dapat diakses publik yang memuat 8 juta video YouTube yang telah dikurasi dan diberi label sebagian untuk "membantu mempercepat penelitian tentang pemahaman video pada skala besar".
Â
Supervised Machine Learning
Facebook, bagaimanapun, memiliki satu keunggulan khusus dibandingkan para pesaingnya.
Tidak hanya memiliki banyak data latih (training dataset), tetapi juga memiliki lebih banyak sumber daya untuk metode Supervised Machine Learning.
Perusahaan mengatakan bahwa proyek masa depannya pada analisis video AI ini akan berfokus pada metode Semi dan Supervised Machine Learning. Mereka menyebut metode itu telah meningkatkan kemampuan perusahaan di bidang Computer Vision dan Voice Recognition.
Proyek yang bertajuk Belajar dari Video itu disebut sebagai upaya lebih luas Facebook untuk membuat Machine Learning seperti manusia.
Model Machine Learning yang dihasilkan, kata Facebook, akan digunakan untuk membuat sistem rekomendasi konten baru dan alat moderasi.
Dengan demikian, AI yang dapat memahami konten video dapat memberikan Facebook wawasan yang belum pernah ada sebelumnya tentang kehidupan pengguna. Sistem itu juga memungkinkan untuk menganalisis hobi dan minat, preferensi merek dan pakaian, dan detail pribadi lainnya yang tak terhitung jumlahnya.
Advertisement