1,5 juta Rumah di Inggris Tidak Bisa Akses Internet karena Kesenjangan Digital

Sementara 91 persen anak usia 12-15 tahun telah memiliki smartphone sendiri

oleh Arief Rahman H diperbarui 29 Apr 2021, 11:30 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2021, 11:30 WIB
Menjalajahi Internet
Ilustrasi Menjelajah Internet Credit: pexels.com/bongkarn

Liputan6.com, Jakarta - The Office of Communication (Ofcom) melakukan penelitian pada tiga aspek kebiasaan online di Inggris. Hasilnya, 1,5 juta rumah di Inggris belum bisa mengakses Internet.

Kelompok kategori ini diantaranya lansia diatas 65 tahun atau rumah tangga dengan pendapatan yang minim.

Selain itu, diperkirakan rumah yang tak mampu mengakses internet juga termasuk adalah orang yang memiliki kerentanan di segi finansial.

Jumlah tersebut adalah 6 persen dari hasil penelitian yang dilakukan Ofcom pada bulan lalu. Sementara itu, 20 persen anak-anak tidak sepenuhnya memiliki akses ke internet selama pembelajaran online.

Seperti dikutip dari BBC, Kamis (29/4/2021), 1 persen lainnya, orang dewasa diatas 18 tahun yang memiliki akses internet namun tidak menggunakannya.

 

Kepemilikan Smartphone

Dalam lingkup anak-anak, perangkat tablet menjadi yang paling populer bagi anak usia 5 hingga 15 tahun pada 2020. Kendati demikian, 91 persen anak usia 12-15 tahun telah memiliki smartphonenya sendiri.

Sementara 48 persen anak usia tiga sampai empat tahun memiliki tablet mereka sendiri. Dengan jumlah tersebut, lebih dari separuh anak usia 12-15 tahun mengaku memiliki pengalam buruk ketika online dalam satu tahun terakhir.

Disisi lain, 60 persen anak usia 5-15 tahun memiliki akses dalam membuat konten video secara online, dan lebih dari setengahnya mengakses TikTok.

Direktur Strategi dan Penelitian di Ofcom, Yih-Chuong The, mengatakan telah terjadi peningkatan yang signifikan dalam penggunaan TikTok, terutama anak perempuan.

Sementara menurut Ofcom, 21 persen orang dewasa memiliki profil TikTok disamping banyaknya anak-anak. Namun, Facebook masih unggul dengan 83 persen orang dewasa di Inggris menggunakan platform tersebut.

Aspek lain yang meningkat ketika pandemi adalah gim. Dalam penelitian tersebut, didapatkan 65 persen orang dewasa dan 70 persen anak usia 5-15 tahun memainkan gim online.

 

Kesenjangan Digital

Hasil penelitian tersebut menunjukkan ada kesenjangan digital yang terjadi antara beberapa kelompok target penelitian.

Direktur Kebijakan dan Advokasi Ofcom, Rocio Concha, menyebut sangat penting untuk menambah lebih banyak upaya untuk mengatasi kesenjangan digital yang terjadi.

“Memastikan semua konsumen dapat mengakses konektivitas broadband, terutama saat jaringan baru diluncurkan di seluruh Inggris," katanya.

Sementara itu, mengacu laporan yang dikeluarkan Alliance for Full Employment soal kesenjangan digital, mantan perdana menteri, Gordon Brown menginisiasi ajakan digitalisasi nasional.

Ia menilai, untuk mengatasi kesenjangan ini, pemerintah Inggris perlu bertindak cepat.

"Kami memiliki generasi yang telah kehilangan lebih dari satu tahun pendidikan yang mereka butuhkan, dan akan kehilangan dalam hal kualifikasi tenaga kerja, prospek pekerjaan, dan kemudian pendapatan," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya