Liputan6.com, Jakarta - Twitter disebut-sebut tengah mengerjakan fitur berbayar yang akan menghiasi aplikasi mobile penggunanya. Keduanya adalah Super Follows dan Ticketed Spaces, yang telah diumumkan Twitter secara resmi bakal digulirkan.
Sementara ini, untuk fitur Super Follows baru tersedia bagi pengguna iOS di Amerika Serikat.
Baca Juga
Fitur ini memungkinkan pengguna untuk berlangganan konten eksklusif dari seorang kreator konten. Misalnya, ada besaran biaya yang perlu dibayar oleh pengikut kreator konten untuk dapat melihat cuitannya.
Advertisement
Mengutip Tech Crunch, Kamis (24/6/2021), fitur baru Twitter ini menarik biaya mulai dari US$ 2,99 atau sekitar Rp 43 ribu per bulan hingga US$ 9,99 atau Rp 144 ribu per bulan.
Ada syarat yang harus dipenuhi agar pengguna bisa mendaftar untuk memiliki fitur Super Follows. Antara lain harus berusia minimal 18 tahun, memiliki 10 ribu followers, dan aktif membuat cuitan dalam 30 hari terakhir.
Ticketed Spaces
Sementara itu, fitur Ticketed Spaces akan memungkinkan pengguna untuk mematok harga sebelum pengikutnya memeasuki ruangan eksklusif Spaces.
Ini adalah bentuk pengembangan dari fitur Spaces yang hadir lebih dulu bagi sebagian besar pengguna Twitter.
Host ruangan Ticketed Space akan mampu mematok harga berkisar dari US$ 1 hingga US$ 999 atau berkisar Rp 14 ribu hingga Rp 14 juta.
Syaratnya, untuk mendaftar fitur ini, pengguna setidaknya memiliki 1.000 followers dan telah menggelar beberapa kali acara Spaces di Twitter. Fitur tersebut juga baru tersedia bagi pengguna terbatas di Amerika Serikat.
Advertisement
Monetisasi Konten
Pada peluncuran kedua fitur tersebut, Twitter juga sekaligus menambahkan menu Monetisasi pada daftar menu yang ada di pengaturan profil.
Di dalamnya ada dua pilihan untuk Ticketed Spaces dan Super Follows. Tampaknya, itu berisi tentang jumlah uang yang didapatkan dari konten eksklusif yang dimonetisasi.
“Tujuan kami adalah untuk meningkatkan orang-orang yang mendorong percakapan di Twitter dan membantu mereka mendapatkan uang,” kata Manajer Produk Senior Twitter, Esther Crawford.
“Kami memperbarui pemotongan bagi hasil kami setelah menghabiskan lebih banyak waktu untuk memikirkan bagaimana kami dapat mendukung suara-suara yang muncul di Twitter,” tambahnya.
(Rif/Isk)