Waspada Jadi Korban Doxing karena Bagikan Data Pribadi di Aplikasi Kencan

Hati-hati dalam menggunakan aplikasi kencan atau media sosial, jangan membagikan informasi atau data-data pribadi karena bisa jadi korban doxing.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 21 Jul 2021, 16:00 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2021, 16:00 WIB
Ilustrasi aplikasi kencan
Ilustrasi aplikasi kencan. Kredit: amrothman via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Praktik digitalisasi dalam kehidupan tak hanya menyangkut belanja online atau kerja jarak jauh. Kencan pun kini dimulai dari perkenalan online. Bahkan di beberapa negara, aplikasi kencan menjadi cara paling populer bagi orang bertemu dan berkomunikasi.

Namun, dengan hubungan yang berpindah ke dunia digital, pengumpulan dan pemaparan publik atas data pribadi (doxing) menjadi perhatian utama.

Tim Kaspersky mensurvei ancaman dan perhatian utama yang dihadapi pengguna saat berkencan online. Hasilnya, 54 persen responden mengakui, aplikasi kencan membuat segalanya mudah. Namun 55 persen responden lainnya mengklaim, mereka takut diikuti seseorang yang ditemui secara online.

Takut diikuti oleh seseorang yang ditemui secara online juga merupakan salah satu bentuk doxing.

Kaspersky menyebut, berbagi informasi secara berlebihan di aplikasi kencan dan medsos menjadi hal yang bisa menyebabkan masalah besar di masa depan. Disebutkan, pelaku doxing (doxer) bisa mudah mengambil dan memanfaatkan data-data pribadi tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Data-Data Pribadi yang Tak Boleh Dibagi

Kencan Online
Ilustrasi Penggunaan Aplikasi Kencan Online Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Misalnya, akses doxer ke alamat target, tempat kerja, nama, nomor telepon, dan lain-lain meningkatkan risiko untuk menjadikan ancaman dari dunia online itu merambah ke dunia fisik.

Enam responden (16 persen) mengaku pernah jadi korban doxing. 11 persen responden menghadapi doxing saat berkencan online. Parahnya mereka tak sadar sudah jadi korban doxing.

Bukan hanya itu, 40 persen orang yang diwawancara mengakui, saat berkomunikasi online, pasangan mereka membagikan screenshot percakapan tanpa persetujuan korban, mengancam untuk menyebarkan informasi pribadi, membocorkan foto intim, hingga membuntuti di kehidupan nyata.


Cyber-stalking, Ancaman Paling Banyak Intai Pengguna

Penipuan
Ilustrasi Penipuan Aplikasi Kencan Online Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Masalah paling umum adalah cyber-stalking. Di mana, 17 persen responden mengakui, mereka diawasi di medsos oleh orang yang sebelumnya tidak cocok di aplikasi kencan.

Pakar Keamanan Kaspersky Anna Larkina mengatakan, media sosial dan berbagai aplikasi yang ada membuat kencan lebih mudah.

"Sayangnya di sana juga terdapat bot dan penipu yang mencari korban di aplikasi kencan. Oleh karenanya, ketika berkomunikasi dengan seseorang secara online, penting untuk mengingat aturan dasar privasi digital," kata Larkina, dikutip dari keterangan Kaspersky, Rabu (21/7/2021).

Lebih lanjut dia mengatakan, agar berkencan aman, pengguna disarankan untuk tidak membagikan informasi pengenal pribadi. Misalnya nomor telepon, lokasi, alamat rumah dan kantor. Hal ini ditujukan untuk mencegah ancaman di tahap awal.

(Tin/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya