Liputan6.com, Jakarta - Data pribadi menjadi hal yang harus dijaga agar tidak disalahgunakan oleh pihak lain. Meski begitu, saat memakai media sosial, pengguna mau tidak mau memberikan data pribadi. Misalnya informasi seperti tanggal lahir, email, atau nomor telepon untuk syarat daftar menjadi pengguna.
Perlu diingat juga bahwa saat ini marak terjadi kejahatan siber yang menarget data pribadi pengguna. Berdasarkan data BSSN, sejak Januari hingga Mei 2021, tercatat ada lebih dari 448 juta serangan siber di Indonesia, termasuk kebocoran informasi pribadi.
Advertisement
Baca Juga
Biasanya hacker menggunakan teknologi digital untuk mencuri data pengguna dari perusahaan-perusahaan teknologi seperti e-commerce hingga lembaga pemerintah.
Untuk itu, pengguna layanan digital, sangat penting untuk melindungi data pribadi. Berikut adalah sejumlah tips untuk melindungi data pribadi kamu.
1. Jangan berikan data pribadi kamu ke orang tidak dikenal
Pengguna layanan digital atau pemilik data pribadi harus berhati-hati dengan nomor telepon atau email yang tidak dikenal, terutama jika mereka sedang tidak melakukan apa pun di media sosial yang membutuhkan verifikasi data.
Bisa jadi ada pihak tidak bertanggung jawab yang ingin meminta data untuk bisa mengakses akun media sosial dan menggunakannya untuk tindak kejahatan.
Untuk itu, pengguna perlu memastikan nomor telepon yang menghubungi atau alamat email yang diterima merupakan email resmi dari penyedia layanan media sosial.
Pengguna juga perlu berhati-hati saat menerima tautan atau link mencurigakan yang mengatasnamakan pihak tertentu. Pastikan untuk selalu mengecek kebenaran email sebelum memberikan respon atas email tersebut. Jangan pernah klik link atau tautan dari email-email yang tidak jelas.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2. Jangan Bagikan Kata Sandi Pada Siapa pun
Tips kedua adalah jangan pernah membagikan kata sandi atau password kepada siapa pun. Pasalnya, kata sandi merupakan hal yang personal agar sesorang bisa mengakses layanan online, termasuk akun media sosial.
3. Pilih Kata Sandi yang Kuat dan Rutin Diganti
Selain menjaga kerahasiaan kata sandi, orang jahat di luar sana memiliki banyak cara untuk mencoba meretas akun-akun milik orang lain demi mendapatkan akses ke data pribadi.
Untuk itulah, pengguna sebaiknya memilih kata sandi atau password yang kuat. Disarankan kata sandi yang dipilih merupakan kombinasi antara huruf, angka, atau tanda baca agar lebih sulit untuk ditebak.
Pastikan untuk tidak memakai tanggal lahir atau nama ibu sebagai kata sandi. Selain itu, penggantian kata sandi secara rutin juga banyak diasarankan oleh ahli keamanan siber.
Â
Advertisement
4. Aktifkan Fitur Verifikasi Dua Langkah (2FA)
Fitur two-factor-authority atau verifikasi dua langkah (2FA) kini jadi fitur keamanan yang umum disediakan pada layanan digital seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, Twitter, dan lain-lain.
Fitur ini mendukung pengguna agar lebih terhindar dari tindakan-tindakan peretasan atau pembobolan akun oleh pihak lain.
Pengguna disarankan mengaktifkan fitur 2FA ini, jadi ketika pengguna login melalui perangkat lain, selain diminta memasukkan kata sandi, pengelola layanan juga akan mengirimkan kode atau persetujuan masuk, salah satunya melalui SMS.
Dengan begitu, ketika ada pihak yang mencoba masuk ke akun digital kamu, mereka tidak bisa langsung masuk setelah mengetikkan kata sandi, tetapi butuh persetujuan kedua, dalam hal ini bisa berupa kode yang dikirim melalui SMS.
(Tin/Isk)
Infografis Waspada WhatsApp Rentan Dibobol Hacker
Advertisement