Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan bahwa server data pengguna eHAC lama yang diduga bocor, berbeda dengan data eHAC yang ada di aplikasi PeduliLindungi.
Kepala Pusat Data dan Informasi Kemenkes Anas Ma'ruf dalam konferensi pers virtual, Selasa (31/8/2021) mengatakan, data eHAC PeduliLindungi berada di Pusat Data Nasional.
Advertisement
Baca Juga
"Ketika sudah ada di Pusat Data Nasional di bawah Kementerian Kominfo, maka ini bersama-sama diamankan oleh Kementerian dan Lembaga yang terkait," kata Anas.
Ia mengatakan, upaya menjaga keamanan data di Pusat Data Nasional juga dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Menurut Anas, data pengguna eHAC di aplikasi yang lama tidak terintegrasi dengan data eHAC di PeduliLindungi.
"Data eHAC yang lama tidak terhubung dengan data yang ada di PeduliLindungi," kata Anas.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Lakukan Mitigasi
Ia pun menjamin keamanan data di PeduliLindungi karena sudah berada di Pusat Data Nasional. Sementara untuk data eHAC yang lama, Anas mengatakan mereka sedang melakukan mitigasi.
"Kita lakukan upaya penelusuran, bekerja sama tentu dengan lembaga dan kementerian terkait," sambungnya.
Kemenkes juga mengatakan bahwa keamanan data, perlindungan pribadi, keamanan jaringan, dan keamanan siber sudah menjadi perhatian bagi pemerintah.
"Kami di Kementerian Kesehatan juga sudah lama bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara, kemudian juga menerapkan (SMKI) Standar Manajemen Keamanan Informasi," kata Anas.
"Serta melakukan tes secara rutin untuk keamanan sistem dan aplikasi yang ada," tambahnya.
Advertisement
Dugaan Kebocoran Bukan di PeduliLindungi
Sebelumnya, Kemenkes menyatakan bahwa dugaan kebocoran data yang dilaporkan oleh para peneliti di vpnMentor beberapa waktu lalu bukan terjadi di aplikasi PeduliLindungi, namun aplikasi eHAC lama.
"Sekali lagi saya tegaskan, sistem yang ada di eHAC yang lama itu berbeda dengan sistem eHAC yang tergabung di dalam PeduliLindungi. Infrastrukturnya berbeda di tempat yang lain," kata Anas.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Widyawati juga mengatakan bahwa laporan kebocoran data tersebut masih sebatas dugaan.
"Sebuah insiden kebocoran baru 100 persen bisa dikatakan bocor jika sudah ada hasil audit digital forensik," kata Widyawati menambahkan dalam konferensi pers tersebut.
Meski begitu, pemerintah pun meminta agar masyarakat menghapus atau melakukan uninstall aplikasi eHAC lama yang tidak tergabung di PeduliLindungi.
(Dio/Isk)
Infografis Cek Fakta 3 Cara Melindungi Data Pribadimu dari Pencurian
Advertisement