Liputan6.com, Jakarta - Organisasi mancanegara yang mendukung internet universal dan terjangkau Alliance for Affordable Internet (A4AI) mengeluarkan laporan yang membahas mengenai kecepatan dan ketersediaan jaringan 4G di Indonesia.
Laporan ini menggunakan data yang dikumpulkan Opensignal untuk menguji berapa lama pengguna smartphone memiliki sinyal 4G yang digunakan di smartphone masing-masing.
Advertisement
Baca Juga
Data yang disediakan Opensignal memungkinkan A4AI memberikan gambaran mengenai seberapa pentingnya konektivitas dengan data.
Mengutip keterangan resmi yang diterima Senin (6/9/2021), Indonesia secara umum memiliki jangkauan 4G yang luas.
Namun kesenjangan muncul di berbagai wilayah, terutama dalam hal cakupan dan ketersediaan. Hal ini berdasarkan seberapa lama pengguna menghabiskan waktu memakai sinyal 4G.
Laporan menyebut, keseNjangan dalam ketersediaan 4G berdampak pada kecepatan rata-rata koneksi. Pasalnya, untuk mengembangkan ekonomi digital, Indonesia perlu infrastruktur seluler yang baik demi penyediaan konektivitas berkualitas tinggi untuk masyarakat.
A4AI menyebut untuk mendorong kemajuan koneksi di Indonesia bisa dimulai dengan memperbarui Indonesia Broadband Plan (Rencana Pitalebar Indonesia) yang baru.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Atasi Tantangan Konektivitas
"Pemangku kebijakan bisa terus memajukan pengembangan Universal Access and Service Funds (USAF) dan proyek akses publik dan meningkatkan transparansi dalam regulasi sektor tersebut. Terdapat potensi yang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan skornya untuk mencapai konektivitas yang luas dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia," kata A4AI, dikutip dari keterangannya.
Research Manager for A4AI Teddy Woodhouse mengatakan, laporan singat dan data Opensignal yang dipakai menekankan pentingnya investasi yang inklusif dalam akses 4G di seluruh Indonesia.
"Laporan ini juga memberikan kesempatan bagi kita untuk membuat standar baru dalam mengukur kemajuan aksesibilitas dan keterjangkauan di beberapa tahun ke depan," katanya.
Sementara, Head of Regulatory Opensignal Ceri Howes mengemukakan, model yang digunakan ini mampu menceritakan cara mengatasi tantangan yang dihadapi dalam menghadirkan inklusi digital.
"Dengan menganalisis pengalaman seluler masyarakat Indonesia, A4AI telah menunjukkan perlunya pembuat kebijakan dan operator seluler untuk mengambil pendekatan berbasis evidence-based yang mampu menjelaskan lebih jauh makna dari konektivitas," kata Howes.
Contohnya, menurut Howes, adalah seperti apakah konektivitas yang tersedia sudah memberikan pengalaman inklusif dan berkualitas tinggi bagi para penggunanya di Indonesia.
Advertisement
Temuan, Wilayah Teratas dan Terbawah yang Dijangkau 4G
Temuan Utama dari Laporan A4AI:
- Antara Januari-Maret 2021, tiga provinsi teratas dengan ketersediaan 4G tertinggi antara lain adalah:
1. DKI Jakarta (94.4)
2. Bali (93,3)
3. Kepulauan Riau (93)
- Tiga provinsi dengan ketersediaan 4G terbawah antara lain:
1. Kalimantan Tengah (79,8)
2. Kalimantan Barat (81,7)
3. Sulawesi Barat (84)
Pengalaman Gaming Lebih Rendah dari Telepon dan Video
- Pengalaman gaming adalah yang terendah di semua wilayah dibandingkan dengan pengalaman Video dan Suara.
- Pada 2020, Indonesia berada di urutan 14 dengan nilai 69 dari 100 dalam Affordability Driver Index (ADI). Indonesia jauh tertinggal dari negara tetangga, Malaysia (86/100, urutan 1) dan Thailand (77/100, urutan 6).
- Indonesia bisa mencapai konektivitas yang terjangkau dan bermakna melalui tiga cara:
1. Mengadopsi Indonesia Broadband Plan (Rencana Pita Lebar Indonesia) yang baru dengan target dan aktivitas yang jelas.
2. Terus mendukung konektivitas melalui Universal Access and Service Funds (USAF) dan strategi akses publik.
3. Meningkatkan transparansi di dalam sektor tersebut, dengan aturan yang jelas dan partisipasi inklusif.
(Tin/Isk)
Advertisement