Samsung Dilarang Jual 61 Model Smartphone di Rusia, Kenapa?

Samsung Pay diketahui tengah berperkara dengan perusahaan pembayaran asal Swiss, yang sudah mengajukan hak paten di Rusia

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 26 Okt 2021, 20:00 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2021, 20:00 WIB
Galaxy Z Fold 2
Galaxy Z Fold 2, smartphone layar lipat ketiga Samsung sekaligus sebagai penerus Galaxy Fold (Foto: Samsung)

Liputan6.com, Jakarta Pengadilan Arbitrase Moskow melarang anak perusahaan Samsung di Rusia untuk menjual 61 model smartphone di negara itu. Kenapa?

Hal ini diakibatkan oleh sengketa paten terkait penggunaan layanan Samsung Pay di Negeri Beruang Putih tersebut.

Dilansir TASS, Selasa (27/10/2021), beberapa smartphone Samsung yang dilarang menurut putusan itu termasuk Galaxy Z Flip, Galaxy Fold, Galaxy Fold 2, Galaxy S21, dan Galaxy S21 Plus.

Selain itu, Galaxy S21 Ultra 5G, Galaxy S20 FE, Galaxy S20, Galaxy S20 Plus, Galaxy S20 Ultra, Galaxy S10e, Galaxy S10, Galaxy S10+, Galaxy S10 Lite, Galaxy S9, Galaxy S9 Plus, Galaxy S8, dan beberapa model lainnya juga dilarang.

Mengutip GSM Arena, keputusan ini membuat 61 model HP Samsung, termasuk yang disebutkan di atas tidak bisa diimpor atau diperjualbelikan.

Juli lalu, Pengadilan Arbitrase Moskow memutuskan mendukung Sqwin SA, perusahaan Swiss yang menuntut Samsung Electronics Rus Company atas perlindungan hak paten eksklusif, dan melarang pengoperasian layanan Samsung Pay.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sengketa Paten

FOTO: Rusia Bersolek Menyambut Tahun Baru 2021
Foto yang diabadikan pada 2 Desember 2020 ini menunjukkan Katedral Santo Basil di Moskow, ibu kota Rusia. (Xinhua/Bai Xueqi)

Samsung Pay dituduh telah melanggar paten dari Sqwin Sa, yang bergerak di bidang pembayaran seluler tersebut.

Masalah ini sendiri bermula di tahun 2013, saat Victor Gulchenko, mengajukan paten untuk sistem transaksi daring yang kemudian didaftarkan pada April 2019 dan diberikan kepada Sqwin Sa.

Sementara itu, Samsung Pay diperkenalkan di 2015 dan masuk ke Rusia setahun kemudian, di 2016.

Keputusan ini bisa diajukan banding satu bulan setelah tanggal adopsi. Samsung dilaporkan sudah mengajukan banding atas keputusan tersebut dan belum dilarang secara hukum untuk menghentikan penjualan ponselnya.

Hingga saat ini, di Rusia, Samsung Pay dianggap sebagai layanan sistem pembayaran nirsentuh ketiga yang paling banyak digunakan, dengan 17 persen transaksi.

Peringkat pertama ditempati oleh Google Pay sebanyak 32 persen, dan Apple Pay sebanyak 30 persen. Namun menurut pakar hukum, kedua layanan tersebut diperkirakan juga akan bisa menjadi korban dari hak paten Sqwin Sa.

Rusia Larang Kacamata Facebook dan Ray-Ban

Facebook
Tampilan Ray-Ban Stories, kacamata pintar pertama hasil kolaborasi Facebook bersama Ray-Ban. (Foto: Facebook)

Belum lama ini, Badan Keamanan Rusia FSB juga melarang penjualan kacamata pintar yang baru dirilis oleh Facebook dan Ray-Ban. Pelarangan dilakukan karena kekhawatiran mereka akan penggunaan kacamata ini sebagai gadget untuk mata-mata.

Dalam siaran persnya, Federal Security Service atau FSB Rusia mengatakan, kacamata pintar Facebook dan Ray-Ban bisa digunakan sebagai sarana untuk 'secara diam-diam memperoleh informasi.'

Dilansir The Moscow Times, Kamis (14/10/2021), situs berita teknologi TJournal melaporkan, kacamata pintar tersebut memang tidak dijual di pasar Rusia.

Namun, apabila pelarangan secara resmi diberlakukan, maka warga Rusia yang mencoba membelinya secara daring terancam menghadapi tuntutan pidana.

(Dio/Ysl)

Infografis Ponsel Black Market Diblokir via IMEI

Infografis Ponsel Black Market Diblokir via IMEI
Infografis Ponsel Black Market Diblokir via IMEI. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya