Liputan6.com, Jakarta - Fujifilm resmi memperkenalkan kamera instan terbarunya untuk pasar Indonesia, yakni Instax Mini Evo. Kamera ini menghadirkan konsep hibrida yakni menggabungkan kamera instan dan perangkat cetak hasil foto smartphone dalam satu produk.
Seperti seri Instax sebelumnya, pengguna dapat meninjau foto yang diambil dengan Instax Mini Evo melalui monitor LCD di panel belakang kamera dan memilih gambar yang ingin dicetak dengan kamera ini. Namun kamera ini memiliki fungsi, pengoperasian, hingga kualitas cetak lebih canggih.
Baca Juga
Salah satunya adalah 100 kombinasi efek pemotretan. Selain itu, kamera ini juga memiliki desain klasik dan premium, sekaligus menjadi seri Instax pertama yang memiliki tuas cetak, tombol lensa, dan film.
Advertisement
"Berbagai fitur dalam kamera instan ini membantu penggunanya mengekspresikan momen berharga dan mencerminkan perasaan setiap individu secara maksimal," tutur Presiden Direktur PT Fujifilm Indonesia, Masato Yamamoto dalam keterangan resmi yang diterima, Sabtu (11/12/2021).
Kamera ini juga dilengkapi dengan sepuluh efek lensa, seperti soft focus dan light leak. Ada pula mode Instax-Rich yang mampu menghasilkan warna lebih lebih tajam dan bervariasi.
Berbekal aplikasi khusus Instax Mini Evo, pengguna juga dapat memanfaatkan kamera instan ini sebagai printer dengan fungsi Direct Print. Aplikasi ini juga memilik fungsi penyimpanan, sehingga pengguna dapat menyimpan foto hasil tangkapannya sebelum nanti dicetak.
Bersama dengan kehadiran kamera ini, Fujifilm juga menghadirkan format film mini Stone Grey. Instax Mini Evo sendiri sudah bisa didapatkan di seluruh dealer resmi Instax Indonesia dan e-commerce dengan harga Rp 2.999.000.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Fujifilm Jadi Korban Serangan Ransomware
Di sisi lain, pada pertengahan tahun ini, Fujifilm, perusahaan berbasis di Jepang yang terkenal dengan beragam produk kamera dan peralatan kesehatan itu diduga telah menjadi korban serangan ransomware.
"Fujifilm Corporation saat ini sedang melakukan penyelidikan terhadap kemungkinan akses tidak dikenal ke server-nya dari luar perusahaan," tulis perusahaan dalam laman webnya, Jumat (4/6/2021).
Fujifilm mengatakan, akses tidak dikenal secara remote itu terjadi pada 1 Juni 2021. Perusahaan juga belum bisa mengatakan apakah serangan itu berhasil atau apakah ada data yang dicuri.
Sebagai tindakan pencegahan data-data internal perusahaan dicuri dan dikunci, Fujifilm memutuskan untuk mematikan sebagian jaringan server mereka.
Walau Fujifilm masih sungkan mengungkap lebih lanjut tentang jenis ransomware yang menyerang mereka, BleepingComputer merilis sebuah laporan tentang identitas ransomware tersebut.
Advertisement
Fujifilm Diserang Trojan Qbot
Berdasarkan laporan BleepingComputer, Fujifilm terinfeksi trojan yang bernama Qbot. Ini adalah trojan perbankan Windows dengan fitur worm yang sudah aktif setidaknya sejak 2009.
"Trojan Qbot sering dipakai oleh pelaku kejahatan untuk mencuri kredensial perbankan, informasi pribadi, dan data keuangan,” ujar CEO Advanced Intel, Vitali Kremez, kepada BleepingComputer.
Disebutkan, trojan Qbot ini terkait dengan grup ransomware terkenal di dunia, yakni REvil.
(Dam/Ysl)