Tesla Tarik 475 Ribu Mobil Listrik karena Masalah Kamera Spion

Tesla menarik (recall) lebih dari 475.000 mobil listrik Model 3 dan Model S untuk mengatasi masalah kamera spion dan bagasi.

oleh Iskandar diperbarui 03 Jan 2022, 06:30 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2022, 06:30 WIB
Tesla Model 3
Tesla Model 3, mobil listrik ketiga Tesla siap dikirim ke konsumen. (Carscoops)

Liputan6.com, Jakarta - Tesla menarik (recall) lebih dari 475.000 mobil listrik Model 3 dan Model S untuk mengatasi masalah kamera spion dan bagasi. Menurut regulator keselamatan lalu lintas Amerika Serikat (AS), kedua masalah itu bisa meningkatkan risiko kecelakaan.

Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (The National Highway Traffic Safety Administration/ NHTSA) juga membahas masalah fitur kamera lain dengan Tesla, sambil menyelidiki sistem asisten pengemudi pada mobil.

Model yang terpengaruh pada recall ini adalah lansiran 2014 hingga 2021, dan jumlah total kendaraan yang ditarik hampir setara dengan setengah juta kendaraan yang dikirimkan Tesla tahun lalu.

"Sekitar 200.000 kendaraan Tesla akan ditarik di China," kata regulator China sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin (3/1/2021).

Regulator pasar China mengatakan Tesla akan menarik hampir 200.000 kendaraan di negara itu, termasuk 19.697 model S yang diimpor, 35.836 Model 3 impor, dan 144.208 Model 3 buatan China.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Masalah pada Kabel

Tesla
Tesla Model S sebelum diledakkan menggunakan 30 kg dinamit. (Youtube Pommijätkät)

Menurut laporan, pabrikan kendaraan listrik AS itu menarik kembali 356.309 kendaraan Model 3 (2017-2020) untuk mengatasi masalah kamera spion dan 119.009 kendaraan Model S karena masalah kap depan.

Namun sayangnya, hingga saat ini Tesla belum memberikan komentar terkait masalah tersebut.

"Untuk sedan Model 3, kabel-kabel kamera spion mungkin rusak karena sistem buka tutup penutup bagasi, sehingga gambar pada kamera spion tidak dapat ditampilkan," kata NHTSA.


Masalah Bagasi Menghalangi Visibilitas Pengemudi

Mobil Tesla made-in-China akan diekspor ke Eropa
Foto yang diabadikan pada 26 Oktober 2020 ini menunjukkan kendaraan Tesla Model 3 yang diproduksi di China (made in China) di gigafactory Tesla yang terletak di Shanghai, China timur. (Xinhua/Ding Ting)

Di sisi lain, Tesla mengaku telah mengidentifikasi 2.301 klaim garansi dan 601 laporan mengenai masalah ini untuk kendaraan yang beredar di AS.

"Untuk kendaraan Model S, masalah tali pengait dapat menyebabkan bagasi depan terbuka 'tanpa peringatan dan menghalangi visibilitas pengemudi, sehingga meningkatkan risiko kecelakaan," ungkap Tesla.

Menurut NHTSA, Tesla mengaku tidak mengetahui adanya kecelakaan, cedera, atau kematian terkait dengan masalah yang dikutip dalam recall mobil Model 3 dan Model S.


Tesla Setop Fitur Main Gim Saat Penumpang Kendarai Mobil di Jalan

Mobil Tesla made-in-China akan diekspor ke Eropa
Kendaraan Tesla Model 3 yang diproduksi di China (made in China) di gigafactory Tesla yang terletak di Shanghai, China pada 26 Oktober 2020. Tesla, pabrikan mobil AS, mengumumkan akan mengekspor 7.000 kendaraan Model 3 yang diproduksi di China ke Eropa pada Selasa (27/10). (Xinhua/Ding Ting)

Sebelumnya, Tesla memutuskan untuk menghentikan fitur bermain gim saat penumpang mengendarai mobil mereka di jalan, menyusul khawatir atas keselamatan pengendara dan penumpang.

Keputusan ini diambil setelah perusahaan rintisan Elon Musk tersebut didesak oleh pihak otoritas Amerika Serikat, National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA).

Adapun fitur tersebut adalah Passenger Play. Dengan ini, siapa saja yang berada di dalam kendaraan Tesla dapat memainkan berbagai gim saat mobil bergerak.

Lewat pembaruan perusahaan membatasi fungsi tersebut sehingga pengguna hanya dapat bermain gim ketika mobil dalam keadaan tidak bergerak, sebagaimana dilansir Gameindustry.biz, Senin (27/12/2021).

Minggu lalu, NHTSA sempat membuka penyelidikan terhadap software di mobil Tesla menyusul berbagai keluhan tentang fitur itu dapat mengalihkan perhatian pengemudi mobil dan bisa meningkatkan risiko kecelakaan.

Meskipun Tesla sudah mengulirkan update, NHTSA mengatakan mereka akan terus menyelidiki fitur tersebut di masa mendatang.


Otoritas AS Desak Tesla Setop Fitur Passenger Play

Logo Tesla (Foto: logospike.com).

Dilansir New York Post, dikutip Jumat (24/12/2021), fitur yang disebut Passenger Play ini, menurut NHTSA, dapat mengalihkan perhatian pengemudi mobil dan bisa meningkatkan risiko kecelakaan.

Juru bicara badan tersebut menyebut, Tesla berencana untuk mengunci Passenger Play lewat pembaruan software mendatang. Dengan ini, penumpang atau pengemudi tidak bisa memainkan game saat kendaraan sedang berjalan.

"NHTSA terus-menerus menilai bagaimana produsen mengidentifikasi dan melindungi terhadap bahaya gangguan yang mungkin timbul karena kesalahan, penyalahgunaan, atau penggunaan teknologi kenyamanan yang dimaksudkan, termasuk layar infotainment."


Pria Ini Ledakkan Tesla Model S

Seorang pria asal Finlandia, memutuskan untuk meledakkan mobil Tesla Model S-nya karena biaya penggantian sel baterai menyentuh Rp 339 juta. (Foto: YouTube/ Pommijätkät).

Seorang pria asal Finlandia, Tuomas Katainen, meledakkan unit Tesla Model S-nya. Hal ini dilakukan, saat mobil Tesla Model S-nya masuk bengkel selama sebulan untuk perbaikan.

Para mekanik menyebutkan, Tuomas harus mengeluarkan biaya USD 23.900 atau setara Rp 339,1 juta untuk penggantian seluruh sel baterai.

Tuomas diketahui membeli Tesla Model S-nya pada 2013. Ia pun begitu senang mengemudikan mobil yang harganya USD 95.000 (Rp 1,3 miliar) itu. Menurutnya, pengalaman mengemudi Tesla Model S pada 1.500 Km pertamanya bak mimpi saking nyamannya.


Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia

Banner Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Banner Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya