Liputan6.com, Jakarta - Seiring perkembangan teknologi, fungsi ponsel juga lebih kuat dengan fitur smartphone lebih banyak untuk membantu pengguna.
Namun, meskipun banyak fitur di smartphone hadir untuk memudahkan pengguna, ada beberapa yang tidak dibutuhkan, bahkan tidak dipakai.
Baca Juga
Belum lama ini Gizchina mensurvei seputar fitur ponsel apa saja yang tidak digunakan oleh pengguna. Berikut adalah lima di antaranya, dikutip Rabu (3/8/2022).
Advertisement
1. Reverse Charging
Pengguna menilai, reverse charging menjadi fitur yang tidak terlalu berguna di smartphone. Menurut survei Gizchina, ada banyak pengguna yang tidak tahu bagaimana cara kerja reverse charging ini.
Menurut beberapa pengguna, mereka mengaku tidak tahu kenapa reverse charging ada di smartphone mereka. Pengguna lain mengklaim, tidak masuk akal memiliki fitur ini di smartphone.
Pasalnya menurut mereka, daya smartphone sebenarnya tidak cukup untuk dipakai seharian sehingga memakainya untuk mengisi daya perangkat lain adalah hal yang konyol.
Sederhananya, menurut banyak pengguna, reverse charging membuat baterai ponsel cepat habis. Jika pengguna memiliki jam tangan pintar yang compatible dengan teknologi ini, pengguna bisa memakai smartphone untuk mengisi daya perangkat tersebut dengan reverse charging.
Namun banyak orang tidak menyukainya karena bisa menghabiskan daya baterai HP Android atau iOS.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informsasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2. Layar Lengkung
Desain layar lengkung alias curved screen jadi salah satu fitur lainnya yang dianggap tidak berguna oleh para pengguna smartphone.
Menurut sejumlah pengguna, fitur ini tidak ada gunanya, selain membuat harga smartphone jadi lebih mahal.
Padahal sebenarnya, layar lengkung memiliki sejumlah keuntungan. Tidak bisa dimungkiri, saat memakai smartphone berukuran besar (6,5 inci ke atas) layar lengkung membuat perangkat jadi lebih mudah digenggam.
Salah satu keunggulan layar lengkung di ponsel, tentunya adalah membuat smartphone kelihatan lebih keren, premium, dan futuristik.
Selain tampilan visual yang makin menarik, tampilan melengkung sebenarnya memungkinkan pengguna melihat notifikasi tanpa kehilangan fokus pada apa yang ada di layar. Namun, balik lagi, apakah layak menghabiskan ekstra uang untuk mendapatkan fitur tersebut?
Apalagi, jika layar smartphone rusak, pengguna harus merogoh kantong lebih dalam untuk memperbaikinya.
Misalnya, Galaxy Note 20 Ultra perlu USD 460 untuk perbaikan layar lengkungnya. Jumlah ini USD 100 lebih mahal dibandingkan memperbaiki layar datar.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
3. App Library di iPhone
Salah satu fitur lain yang dianggap tidak berguna adalah App Library atau pustaka aplikasi. App Library ini bisa ditemukan dengan mudah di iPhone.
Beberapa warganet pengguna iPhone menyebut, App Library pada iPhone tidak mengklasifikasikan aplikasi secara cerdas. Aplikasi baru pun otomatis dipindahkan secara default.
Sekadar informasi, lewat update iOS 14, Apple memperkenalkan cara baru bagi pengguna untuk mengklasifikasikan dan menyatukan aplikasi-aplikasi dengan tipe serupa ke dalam satu folder.
App Library pada iPhone bisa ditemukan di layar paling kanan atau halaman terakhir dari layar Home iPhone. Ketika sampai di App Library, pengguna bisa melihat semua aplikasi yang terpasang di iPhone dikelompokkan dalam beberapa folder dan diberi kategori.
App Library ini sebenarnya bertujuan menawarkan kemudahan untuk menemukan aplikasi favorit atau paling sering dipakai, dengan cepat. Namun, beberapa pengguna memilih untuk mengabaikan App Library ini.
4. Teknologi RAM Expansion
Smartphone Android terbaru kini banyak menggembar-gemborkan teknologi RAM Expansion. Teknologi baru ini bertujuan untuk menambahkan lebih banyak RAM ke smartphone.
Hal ini dilakukan dengan menggunakan beberapa sumber daya penyimpanan internal dan mengubahnya menjadi RAM. Dengan teknologi ini, smartphone dengan RAM 8GB bisa mendapatkan RAM hingga 11 GB, di mana 3 GB-nya berasal dari memori internal.
Teknologi ini hadir untuk smartphone Android, namun ternyata hasil survei yang dilakukan Gizchina menyebut, warganet kurang menganggapnya penting, bahkan tidak memakainya.
Mereka mengklaim, RAM Expansion pada ponsel Android adalah keterlaluan. Beberapa menyebutnya tidak bekerja secara efisien dan beberapa lain menyebutnya tidak berguna.
Bahkan dari survei, seorang pengguna mengeluh, setelah mengaktifkan RAM Expansion, teleponnya ngelag. Baru bisa menyala ketika dimatikan. Sejauh ini memang fitur RAM Expansion adalah fitur yang terus dikembangkan, mungkin jika sudah matang, fitur ini akan membuatnya lebih disukai.
Advertisement
5. Lensa Periskop, Buat Apa?
Lensa periskop dianggap jadi salah satu fitur yang kurang dipakai dan berguna. Banyak pengguna yang mempertanyakan, apakah mereka benar-benar memerlukan fitur kamera untuk menangkap subjek yang berjarak 100 meter dari kamera?
Fitur ini dianggap terlalu ambisius untuk smartphone. Bahkan, sejumlah pengguna tidak menyadari di ponselnya ada fitur lensa periskop.
Sekadar informasi, kamera periskop memberi pengguna lebih banyak jarak untuk memotret objek. Namun, fitur ini tampaknya tidak dipakai semua pengguna.
Alih-alih digemari, fitur ini justru dianggap sebagai upaya pemborosan.
(Tin/Ysl)
Â