Top 3 Tekno: Kantor Tutup hingga RIP Twitter Jadi Sorotan

Twitter menutup kantornya di Dublin dan lokasi lain di dunia. Ini merupakan imbas dari ratusan karyawan Twitter yang resign massal.

oleh Iskandar diperbarui 19 Nov 2022, 10:36 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2022, 10:36 WIB
Twitter Berhentikan 50 Persen Karyawan
Kantor Pusat Twitter di San Francisco, California pada 4 November 2022. Setengah dari 7.500 karyawan Twitter diberhentikan pada 4 November, sebuah dokumen internal menunjukkan, ketika pemilik baru Elon Musk memulai perombakan besar-besaran dari perusahaan yang bermasalah. (AFP/Samantha Laurey)

Liputan6.com, Jakarta - Twitter menutup kantornya di Dublin dan lokasi lain di dunia. Ini merupakan imbas dari ratusan karyawan Twitter yang resign massal.

Berita ini menjadi sorotan para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Jumat (18/11/2022) kemarin.

Informasi lain yang juga populer masih datang dari situs web berbasis microblogging ini, di mana tagar RIP Twitter menjadi trending topic.

Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6 berikut ini.

1. Seluruh Kantor Twitter Tutup, Imbas Ratusan Karyawan Resign Massal

Usai ratusan karyawan mengundurkan diri setelah ultimatum Elon Musk. Twitter dikabarkan menutup kantornya untuk sementara.

Dalam sebuah email yang dikirim ke karyawan, dikutip dari The Verge, Twitter mengumumkan bahwa kantor ditutup dan badge untuk akses kantor milik karyawan dinonaktifkan sampai Senin pekan depan.

Lebih lanjut, diberitakan oleh media Irlandia RTE, kantor Twitter di Dublin dan lokasi lain di dunia, juga ditutup.

Diketahui, ratusan karyawan kabarnya mengundurkan diri setelah munculnya ultimatum Elon Musk pada pekan ini, yang meminta mereka memilih untuk kerja sangat keras atau mundur dengan pesangon.

Dilansir The Verge, sebelum tenggat waktu pada hari Kamis waktu setempat, terdapat sekitar 2.900 karyawan yang tersisa di Twitter, usai Musk memecat sekitar setengah dari 7.500 orang pekerja.

Namun, tidak diketahui persis berapa jumlah karyawan yang memilih untuk cabut dari perusahaan setelah email Elon Musk. Diperkirakan ratusan orang.

"Saya tidak menekan tombolnya," kata seorang karyawan yang memilih keluar dalam unggahannya di Slack. "Jam saya berakhir di Twitter 1.0. Saya tidak ingin jadi bagian dari Twitter 2.0."

Seorang karyawan Twitter yang tersisa mengklaim, mengingat besarnya pengunduran diri pekan ini, platform media sosial itu diperkirakan akan segera hancur.

Baca selengkapnya di sini 

 

2. Tagar RIP Twitter Trending Topic, Elon Musk Malah Lempar Meme dan Candaan

Twitter App Logo
Twitter App Logo (Photo by Jeremy Bezanger on Usplash)

Sejumlah keputusan Elon Musk sejak memimpin Twitter tidak dimungkiri cukup memicu kontroversial. Mulai dari pemutusan hubungan kerja karyawan dalam jumlah besar hingga kebijakan yang mewajibkan karyawan kerja dari kantor.

Puncaknya, ratusan karyawan Twitter pun dilaporkan mengundurkan diri. Dikutip dari The Verge, Jumat (18/11/2022), mereka mengundurkan diri karena tidak setuju dengan budaya kerja baru yang akan diterapkan Elon Musk di Twitter.

Untuk diketahui, Elon Musk memang sempat memberikan ultimatum pada karyawan Twitter agar mereka bekerja sangat keras atau mundur dengan pesangon.

Usai munculnya laporan ini, tagar RIP Twitter pun meramaikan linimasa di Twitter. Selain RIP Twitter, tagar Goodbye Twitter juga sempat ikut meramaikan perbincangan warganet di platform tersebut.

Hingga berita ini ditayangkan, ada sekitar 473.000 tweet yang menggunakan tagar RIP Twitter. Berdasarkan pantauan, kebanyakan tweet tersebut berisi guyonan satir atau meme mengenai akhir Twitter, mengingat kondisi perusahaan yang saat ini banyak kehilangan pekerjanya.

Tidak hanya itu, beberapa di di antaranya juga berisi tweet pengguna yang menunjukkan rasa kesalnya terhadap Elon Musk. Sebab, ia dirasa telah membuat perubahan yang sangat berdampak pada operasional platform tersebut.

Baca selengkapnya di sini 

 

3. IDC: Belanja Digital di Asia/Pasifik Akan Capai Rp 16.400 Triliun pada 2026

Ilustrasi Teknologi, Perkembangan Teknologi, Tren Teknologi: Kredit: Joseph Mucira via Pixabay
Ilustrasi Teknologi, Perkembangan Teknologi, Tren Teknologi: Kredit: Joseph Mucira via Pixabay

Perusahaan riset pasar IDC merilis Worldwide Digital Transformation Spending Guide. Menurut laporan itu, Pengeluaran Transformasi Digital (DX) di Asia/Pasifik diperkirakan akan mencapai USD 543 miliar atau sekitar Rp 8.500 triliun pada tahun 2022, dengan pertumbuhan tahun-ke-tahun sekitar 18 persen dari tahun 2021.

Itu berarti, pada tahun 2026 belanja digital di Asia/Pasifik diperkirakan akan mencapai USD 1,05 triliun atau sekitar Rp 16.400 triliun.

"Di era bisnis digital baru, teknologi digital mewakili persentase pertumbuhan anggaran TI organisasi," ujar Sandra Ng, Froup VP dan General Manager di IDC Asia/Pasifik, Jepang (APJ).

Dengan ancaman resesi dan potensi badai gangguan lainnya, menurut Sandra, "fokus pada digital hanya akan mendorong organisasi untuk mengubah pendekatan bisnis dan operasi, memanfaatkan teknologi dan model konsumsi untuk mendorong keunggulan kompetitif baru."

Pandemi dalam dua tahun terakhir mempercepat kebutuhan belanja digital untuk meningkatkan ketahanan organisasi terhadap gangguan pasar.

IDC menyebut bahwa transisi dari DX 1.0 ke DX 2.0 menegaskan model bisnis tradisional perlu melakukan diversifikasi dan berinvestasi untuk meningkatkan pangsa mereka dalam model bisnis digital untuk bertahan dalam jangka panjang.

Baca selengkapnya di sini 

Infografis Waspada Penipuan Online Shop via Medsos. (Liputan6.com/Abdillah)

Infografis Waspada Penipuan Online Shop via Medsos
Infografis Waspada Penipuan Online Shop via Medsos. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya