Ketahui 5 Teknologi NASA yang Bantu Masalah Lingkungan di Bumi 

Pengembangan teknologi dan eksplorasi luar angkasa seringkali berhubungan erat dengan NASA

oleh Gilar RamdhaniFathiyyah Azizah pada 26 Feb 2023, 21:18 WIB
Diperbarui 26 Feb 2023, 20:58 WIB
Ketahui 5 Teknologi NASA yang Bantu Masalah Lingkungan di Bumi 
Ilustrasi NASA. (Shutterstock/Frame Stock Footage)

Liputan6.com, Jakarta Pengembangan teknologi dan eksplorasi luar angkasa seringkali berhubungan erat dengan NASA. Seperti diketahui, NASA singkatan dari National Aeronautics and Space Administration merupakan adalah badan pemerintah federal Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas program luar angkasa dan penjelajahan angkasa.

Menariknya, teknologi yang diciptakan NASA ternyata tidak hanya bermanfaat untuk misi ruang angkasa mereka tetapi juga memiliki kegunaan untuk para penduduk di bumi.

 

Dikutip dari weforum.org, berikut ini beberapa teknologi NASA yang awalnya dikembangkan sebagai bagian dari program luar angkasa, namun kini membantu mengatasi beberapa masalah lingkungan dan kehidupan di bumi.

 

1. Memperkirakan produksi tanaman pangan global dengan algoritme

Sektor pertanian sangat membutuhkan data yang dapat membantu menyediakan perkiraan produktivitas tanaman yang lebih akurat. Bagi organisasi yang terlibat dalam ekspor hasil pertanian, data tersebut dapat digunakan untuk membantu meningkatkan penjualan, menetapkan harga, dan menghasilkan pelanggan internasional.

Di Amerika Serikat, sebuah algoritme yang dibuat untuk mendeteksi awan pada citra satelit digunakan untuk menyediakan layanan tersebut secara komersial. Algoritme ini awalnya dirancang untuk menyaring awan dalam data citra satelit, karena awan dapat mengganggu beberapa perhitungan yang dilakukan untuk memantau kesehatan hutan dan tanaman, lapisan es dan tutupan gletser, kelembapan permukaan, dan sejumlah kondisi permukaan lainnya.

Sistem ini menghasilkan data gambar real-time yang mencakup 16 tanaman global utama. Data tersebut mencakup peta cakupan tanaman, kondisi tanah, kesehatan tanaman, dan prakiraan produksi global. Data tersebut juga dapat dipecah untuk memberikan informasi nasional dan regional serta angka-angka historis.

2. Melacak badai dengan akurasi laser

Dari Juni hingga November, pantai Atlantik AS secara rutin dihantam badai. Di Asia, angin topan dapat terjadi kapan saja sepanjang tahun, lebih sering terjadi pada bulan Mei hingga Oktober. Oleh karena itu, menemukan dan melacak badai dahsyat bisa memberikan perbedaan antara hidup dan mati.

NASA memasang alat pada satelit yang mengorbit di kutub, alat yang disebut Cross-Track Infrared Spectrometer menggunakan laser untuk memindai atmosfer, memberikan data yang akurat tentang suhu dan kelembaban. Informasi tersebut membantu ahli meteorologi memprediksi intensitas dan arah badai, yang berarti mereka dapat memberikan peringatan tepat waktu kepada orang-orang yang mungkin berada di jalur badai yang kuat.

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


3. Membersihkan bahaya lingkungan

 

Tahukah kamu, kalau cat yang dikembangkan untuk menahan panas ganas yang dihasilkan selama peluncuran roket diaplikasikan secara luas pada bangunan dan struktur di Pusat Antariksa Kennedy NASA di Florida. Partikel yang disebut bifenil poliklorinasi (PCB) tidak mudah terbakar dan dapat bertahan pada suhu yang sangat tinggi.

Sayangnya, dalam penerapan PCB juga ditemukan menyebabkan kerusakan perkembangan fisik dan mental pada manusia dan hewan, sehingga zat ini dilarang pada tahun 1976. PCB sendiri tahan terhadap air, sifanyanya sangat lambat terurai dan juga sulit dibersihkan.

Hingga akhirnya ilmuwan NASA, Jackie Quinn, menemukan ide untuk menggunakan reaksi kimia yang aman untuk mengumpulkan PCB dan menjebaknya. Teknologi ini kemudian digunakan di banyak lingkungan yang sulit dibersihkan di mana PCB terdeteksi, seperti di ekosistem laut. Bertindak seperti spons, tabung yang dilengkapi dengan zat reaktif menyerap PCB, mengeluarkannya dari air tanpa mengganggu area lainnya.

4. Memberikan pandangan luas kepada petani

Sektor pertanian kembali merasakan manfaat besar dari teknologi yang diciptakan oleh NASA. Spesialis drone, AeroVironment, bekerja sama dengan NASA dalam pengembangan drone sejak tahun 1990-an. Secara khusus, perusahaan ini telah mengembangkan serangkaian drone yang berhasil beroperasi di ketinggian yang sesuai dengan kepadatan atmosfer di Mars. Teknologinya digunakan dalam Ingenuity, pesawat tanpa awak di Mars.

Teknologi yang sama digunakan pada drone pemindai lapangan yang disebut Quantix. Drone ini terbang ke ketinggian yang sangat tinggi dan melacak bolak-balik di atas area target, memberikan serangkaian gambar komposit berkualitas tinggi dari tanah di bawahnya. Dengan penilaian yang akurat terhadap lahan yang sedang disurvei, dan data GPS, masalah apa pun dapat diselidiki. Dalam satu kasus, teknologi ini memungkinkan petani kenari di California tengah untuk meningkatkan hasil panen hingga lebih dari $50.000 dalam satu musim.

5. Air minum di luar angkasa

Mengirim air ke luar angkasa adalah kegiatan yang sangat mahal. Bahkan jauh lebih berat daripada bahan bakar roket. Jadi, dari mana para astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) mendapatkan air minum mereka? Jawaban singkatnya adalah mereka minum air seni yang didaur ulang, bersama dengan keringat dan uap air yang masuk ke udara dari napas para astronot. 

Itu mungkin tidak terdengar menarik, tapi menurut NASA, air minum di ISS sebenarnya bisa lebih bersih daripada air minum di rumah-rumah kebanyakan orang. 

Bekerja sama dengan sebuah universitas di Swedia, NASA telah membantu menciptakan pancuran yang mendaur ulang pasokan airnya dengan menggunakan "serat alumina mikroskopis bermuatan positif (yang) dapat menghilangkan hampir semua kontaminan, termasuk bakteri dan virus".

NASA mengatakan bahwa pancuran baru ini memungkinkan laju aliran air daur ulang yang lebih cepat daripada sistem lainnya. Kemampuan untuk mendaur ulang air secara aman dan efektif dapat membantu memastikan orang-orang di seluruh dunia memiliki akses terhadap air, bahkan di tempat yang sulit mendapatkannya.

 

Penulis: Fathiyyah Azizah

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya