Liputan6.com, Jakarta - Sebuah lagu yang menampilkan suara Drake dan The Weeknd palsu buatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) baru saja ditonton lebih dari 11 juta kali di TikTok dan 250.000 streaming di Spotify.
Berjudul "Heart on My Sleeve", tak satu pun dari kedua artis tersebut yang mengetahui lagu itu hingga menjadi viral.
Baca Juga
Drake dan The Weeknd sendiri belum menanggapi lagu yang dihasilkan AI itu. Pemilik akun yang mengunggah video itu (bernama Ghostwriter) menggambarkan kolaborasi palsu tersebut sebagai "modern Napster Moment".
Advertisement
Sebelum Ghostwriter memposting "Heart on My Sleeve" di TikTok, lagu itu muncul dalam debut pertamanya di layanan streaming.
Lagu palsu Drake and The Weeknd pertama kali diunggah di Apple Music dan Spotify pada 4 April 2023. Demikian sebagaimana dilansir Ghizchina, Selasa (25/4/2023).
Ghostwriter mengaku sebagai pencipta lagu untuk orang lain selama bertahun-tahun dan hampir tidak dibayar apa pun untuk label besar.
Setidaknya, itulah yang dikatakan Ghostwriter dalam komentar dua video yang baru saja diunggah. Lewat unggahan musik palsu Drake dan The Weeknd, Ghostwriter menyatakan, “Masa depan ada di sini.”
Saat ini unggahan asli Ghostwriter telah dihapus. Tapi lagu Drake dan The Weeknd palsu berjudul "Heart on My Sleeve" ini masih mejeng di YouTube.
AI Besutan Google Bisa Ciptakan Semua Jenis Musik dari Deskripsi Teks
Sebelumnya, Google menerbitkan penelitian tentang MusicLM, sebuah AI yang bisa menciptakan musik dalam jenis atau genre apa pun melalui deskripsi teks.
MusicLM sendiri bukan generator musik AI pertama. Menurut laporan TechCrunch, dikutip dari Engadget, Minggu (29/1/2023), sebelumnya ada proyek seperti AudioML buatan Google dan Jukebox dari OpenAI.
Enam+03:05VIDEO: Belanja Barang Diskon Sambil Cegah Penimbunan Limbah ElektronikBedanya, MusicLM memiliki basis data pelatihan yang luas (280.000 jam musik), sehingga mampu menghasilkan musik yang lebih variatif.
MusicLM bahkan diklaim tidak hanya dapat menggabungkan genre dan instrumen, tetapi juga menulis trek menggunakan konsep abstrak yang biasanya sulit dipahami komputer.
Teknologi tersebut bahkan bisa membuat melodi berdasarkan senandung, siulan, atau deskripsi sebuah lukisan. Dalam bentuk cerita bahkan dapat menyatukan beberapa deskripsi untuk menghasilkan set DJ atau soundtrack.
Namun MusicLM masih perlu waktu untuk dikembangkan, seperti misalnya ada beberapa komposisi terdengar aneh dan vokalnya cenderung tidak bisa dipahami.
Ya, penyusunan komposisi musik berulang-ulang yang ditampilkan AI ini mungkin tidak bisa dilakukan oleh manusia, namun untuk saat ini kamu jangan mengharapkan hasil musik seperti EDM atau pola chorus dari lagu yang khas.
Advertisement
Masalah Hak Cipta
Seperti generator AI Google lainnya, para peneliti tidak merilis MusicLM ke publik karena masalah hak cipta.
Meskipun masalah lisensi untuk musik AI belum jelas, laporan resmi tahun 2021 dari Eric Sunray (sekarang bekerja untuk Asosiasi Penerbit Musik) menunjukkan bahwa ada cukup banyak jejak "koheren" dari suara asli yang dapat dilanggar oleh hak reproduksi musik AI.
Kamu mungkin harus mendapatkan izin untuk merilis lagu buatan AI, seperti halnya musisi yang mengandalkan sampel.
AI memang sudah memiliki tempat khusus dalam industri musik. Artis seperti Holly Herndon dan Arca telah menggunakan algoritme untuk menghasilkan album dan soundtrack museum.
MusicLM mungkin belum siap untuk unjuk gigi, tetapi inovasi ini mengisyaratkan masa depan di mana AI dapat memainkan peran yang lebih besar di studio.
Infografis: 14 Layanan Publik Komersial Yang Wajib Bayar Royalti Lagu (Liputan6.com / Abdillah)
Advertisement