Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Arab Saudi telah meningkatkan upayanya dalam memerangi perubahan iklim untuk memenuhi komitmen lingkungan. Demikian menurut seorang pejabat senior pemerintah di acara Middle East and North Africa Climate Week 2023.
Mengutip Arab News, Kamis (12/10/2023), Penasihat Keberlanjutan Kementerian Energi Khalid Abuleif mengatakan bahwa sektor ini menyelaraskan kebijakannya dengan tujuan lingkungan global, khususnya Perjanjian Paris.
Baca Juga
"Kementerian ini secara aktif menerapkan langkah-langkah untuk meningkatkan efisiensi energi, mempromosikan penggunaan sumber-sumber energi terbarukan dan mengurangi intensitas karbon dari sektor energi,"Â ujar Khalid.
Advertisement
Dia menambahkan upaya-upaya ini konsisten dengan komitmen Arab Saudi untuk mencapai tujuan Perjanjian Paris dan bebas emisi di Kerajaan Arab pada tahun 2060.
Khalid, yang juga menjabat sebagai kepala negosiator perubahan iklim di kementerian tersebut menambahkan, "Arab Saudi telah menetapkan target yang ambisius untuk mengurangi emisi GRK (gas rumah kaca) dan meningkatkan pangsa energi terbarukan dalam portofolio energi."
Dia menegaskan Kerajaan Arab Saudi sepenuhnya terlibat dalam mencapai dan mempercepat teknologi bersih untuk mengurangi emisi dari pemanfaatan hidrokarbon melalui pengurangan dan pembuangan.
Abuleif menekankan sektor energi memastikan produksi bahan bakar yang bersih dan efisien serta memprioritaskan investasi dalam solusi iklim yang inovatif.
Ia mengatakan inovasi-inovasi seperti teknologi penangkap karbon bergerak, prototipe sel surya yang saat ini memiliki efisiensi konversi daya bersertifikasi tertinggi di dunia, penguncian karbon di bawah tanah sedang memimpin transisi energi.
Kementerian Energi juga bekerja dengan tekun untuk menciptakan lingkungan peraturan yang mendukung investasi dalam energi terbarukan dan mengurangi emisi karbon.
Kerjasama dengan Berbagai Sektor
Kementerian ini telah berkolaborasi dengan perusahaan, lembaga penelitian dan LSM untuk mencapai masa depan yang lebih berkelanjutan.
Khalid Abuleif juga menyoroti posisi sektor ini dalam mengintegrasikan solusi energi yang tahan lama ke dalam perencanaan kota dan sistem transportasi.
"Peran kami adalah untuk menciptakan lingkungan peraturan yang mendukung pembangunan infrastruktur berkelanjutan dan proyek-proyek baik oleh pemerintah maupun non-pemerintah di Arab Saudi," kata Khalid.
Kementerian ini juga terlibat dalam berbagai strategi untuk melakukan mitigasi perubahan iklim dengan mengembangkan pengelolaan sumber daya lahan, laut, pangan dan air yang lebih baik.
"Arab Saudi telah melakukan survei terumbu karang terbesar di dunia dengan menggunakan pemetaan resolusi tinggi. Temuan kami akan menginformasikan pendekatan pelestarian dan pengelolaan lingkungan di seluruh dunia," kata pejabat kementerian.
Keterlibatan sektor swasta merupakan prinsip utama pendekatan aksi iklim Arab Saudi. Khalid Abuleif menguraikan bagaimana mereka telah berusaha untuk menerapkan kebijakan dan insentif untuk memotivasi investasi di bidang teknologi energi bersih.
"Salah satu contoh kolaborasi sektor swasta adalah kemitraan antara Aramco dan Air Products untuk membangun stasiun pengisian hidrogen pertama di Arab Saudi di Lembah Teknologi Dhahran," katanya.
Advertisement
Investasi Sumber Energi Terbarukan
Sebagai tuan rumah Pekan Iklim MENA 2023, Arab Saudi bertujuan untuk memajukan solusi iklim regional melalui pertukaran pengetahuan, kemitraan, dan komitmen aksi lingkungan yang inklusif.
Mengenai kerangka kerja peraturan dan kebijakan, Khalid mencatat bahwa Kerajaan Arab Saudi menerapkan feed-in tariff untuk memberikan insentif bagi pembangkit energi terbarukan.
Target ambisius ini juga ditetapkan untuk mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon.
Ketika dunia mendekati konferensi perubahan iklim PBB di UEA November 2023 mendatang, Kementerian Energi Saudi mengharapkan dunia bergandengan tangan dalam komitmen mereka untuk menyelamatkan planet ini.
"Pesan kami untuk COP28 jelas: Upaya kolektif adalah yang terpenting. Perubahan iklim adalah tantangan global yang melampaui batas-batas negara, dan ini menuntut respons global yang memperhitungkan emisi historis dan keadaan nasional di berbagai negara," kata Khalid.
Â
Harapan Khalid untuk Dunia
Masih dari Arab News, Khalid menambahkan kalau setiap negara, terlepas dari ukuran atau sumber dayanya, memiliki peran dalam mengurangi dampak perubahan iklim.
"Kami percaya pada kekuatan kerja sama internasional, inklusivitas, sirkularitas, pertukaran pengetahuan, dan pemecahan masalah secara kolaboratif untuk mendorong kemajuan yang berarti," ujarnya.
Khalid Abuleif menggarisbawahi pengakuan Arab Saudi akan pentingnya kolaborasi global dalam mengatasi urgensi krisis lingkungan saat ini.
Ia mengatakan: "Dalam hal respons iklim, satu ukuran tidak cocok untuk semua. Setiap wilayah harus didorong untuk memenuhi target iklimnya dengan cara yang mungkin tidak dapat diterapkan di tempat lain. Investasi dalam inovasi dan teknologi harus bersifat inklusif karena hal ini memegang kunci menuju masa depan berkelanjutan yang menjadi komitmen kita bersama."
Advertisement