China Pecat Pejabat yang Atur Regulasi Game Usai Kontroversi Aturan Baru

Seorang pejabat yang mengawasi industri game China kabarnya dipecat, usai kontroversi aturan baru gim di negara itu.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 07 Jan 2024, 08:00 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2024, 08:00 WIB
FOTO: Pembatasan Waktu Bermain Game Online di China
Sejumlah orang bermain game komputer di sebuah kafe internet di Beijing, China, Jumat (10/9/2021). China kini membatasi waktu bermain game online bagi anak-anak dan remaja yang mulai berlaku minggu ini. (GREG BAKER/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah China dilaporkan memecat pejabat, yang terlibat dalam pengawasan regulasi industri game di negara itu. Berita ini kabarnya terkait dengan diumumkannya rancangan undang-undang game baru yang memicu kontroversi pada bulan Desember 2023.

Beberapa sorotan dalam aturan tersebut misalnya membatasi pengeluaran untuk game, serta melarang hadiah untuk pemain yang melakukan daily login.

Mengutip Game Rant, Minggu (7/1/2024), aturan yang mengatur game itu diperkenalkan pada 22 Desember 2023. Sayangnya, hal ini juga berdampak pada saham sejumlah perusahaan di negara itu.

Di pasar gaming Tiongkok, dilaporkan ada aksi jual besar-besaran senilai USD 80 miliar dalam waktu 24 jam. Ini membuat saham perusahaan gim terbesar China, Tencent, anjlok 16 persen, sementara NetEase, harus turun hingga 25 persen.

Usai terjadi dampak besar di industri, pembuat kebijakan pun mengumumkan bakal merevisi undang-undang ini, dengan mendengarkan masukan dari masyarakat.

Terbaru, Reuters melaporkan bahwa Feng Shixin, sebelumnya kepada penerbitan di Departemen Publisitas Partai Komunis China, dicopot dari jabatannya.

Pemerintah memang belum secara resmi mengumumkan dicopotnya Feng. Namun sumber Reuters mengklaim, pemecatan ini terkait dengan kontroversi undang-undang game terbaru di negara itu.

Pemerintah Tiongkok pun juga disebut akan merevisi aturan tersebut, sebelum diterapkan.

Mengutip The Straits Times, kabar ini juga disebut membuat saham perusahaan game di negara itu merangkak naik pada 3 Januari 2024 lalu, mengungguli pasar yang lebih lemah.

CSI Anime Comic Game Index China pun dilaporkan naik 3,1 persen di awal perdagangan, dibandingkan dengan pasar yang lebih luas, yang turun 0,3 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Aturan Pemerintah China Cegah Kecanduan Game

FOTO: Pembatasan Waktu Bermain Game Online di China
Seorang pria bermain game komputer di sebuah kafe internet di Beijing, China, Jumat (10/9/2021). Tidak semua orang menyetujui pembatasan bermain game online di China. (GREG BAKER/AFP)

Rukim Kuang, pendiri Lens Consulting yang berbasis di Beijing menyebut, pemecatan pejabat ini menunjukkan "sikap Tiongkok dalam menjaga kepercayaan."

"Rancangan aturan gaming yang diusulkan diperkirakan tidak diterapkan dalam jangka pendek," kata Kuang.

Pemerintah China dalam beberapa tahun terakhir memang lumayan galak terhadap industri gim. Hal ini sebagai upaya dalam melindungi generasi mudanya dari masalah kecanduan yang dinilai sudah parah.

Undang-undang yang diterapkan pada tahun 2021 membatasi mereka yang berusia di bawah 18 tahun, untuk bermain game online cuma sampai tiga jam per minggu.

Selain itu, anak di bawah umur tidak boleh bermain antara pukul 22.00 hingga 08.00, dan hanya boleh bermain pada hari Jumat, akhir pekan, dan hari libur nasional.

Pemerintah China juga mengklaim bahwa undang-undang tersebut telah berhasil mengendalikan kecanduan sejauh ini, setelah aturan itu diterapkan.


Masalah Kecanduan Gim di China Berkurang

Ilustrasi anak sedang bermain video game (pixabay)
Ilustrasi anak sedang bermain video game (pixabay)

Sebuah riset di Tiongkok yang rilis tahun lalu mengklaim aturan ketat di sektor game di negara itu, sukses memangkas masalah kecanduan game online.

Laporan ini dirilis oleh The China Game Industry Research Institute bersama sejumlah departemen lain dalam "2022 China Game Industry Progress Report on Protection of Minors."

Mengutip media Tiongkok, Global Times, Rabu (7/12/2022), laporan ini mengklaim masalah kecanduan game di Tiongkok pada dasarnya telah diselesaikan.

Proporsi anak di bawah umur yang menghabiskan kurang dari tiga jam sepekan atau tidak sama sekali untuk game online, meningkat jadi lebih dari 75 persen.

Hal ini disebut karena dampak aturan anti-kecanduan game online yang baru diterapkan Tiongkok, serta makin banyak anak di bawah umur yang termasuk dalam pengawasan sistem anti-kecanduan.

 


Kekhawatiran Terhadap Aktivitas Online Lain

Game seluler mobile legend
Ilustrasi bermain game seluler. (Sumber: Unsplash/Pandhuya Niking)

Selain itu, aturan baru juga membuat game untuk anak di bawah umur berkurang. Laporan menyebutkan, perilaku hiburan anak di bawah umur telah bergeser dari game ke aktivitas lain, setelah penerapan aturan anti-kecanduan game di negara itu.

Namun, muncul kekhawatiran bahwa anak di bawah umur akan mengganti aktivitas mereka untuk aktivitas lain yang dinilai berpotensi menyebabkan kecanduan.

Dalam laporan tersebut, ditemukan bahwa 65,54 persen anak di bawah umur sekarang menghabiskan waktu, yang awalnya mereka habiskan untuk game, untuk aplikasi video pendek, naik 7,81 persen dari tahun ke tahun.

48,02 persen menghabiskan waktu untuk video online, naik 6,06 persen dari tahun ke tahun, dan 9,04 persen menghabiskan waktu untuk live streaming atau naik 6,06 persen dari tahun ke tahun.

Infografis Dampak Bermain Game Berlebihan (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis dampak bermain video game berlebihan (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya