Liputan6.com, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah menelaah tentang pemanfaatan AI alias kecerdasan buatan di Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara.
Salah satu pemanfaatan AI yang BRIN teliti adalah dalam hal pertahanan di sektor udara melalui Smart Air Defense.
Baca Juga
Disebutkan oleh Wakil Kepala BRIN Laksmana (Purn) Amarulla Octavian, ada filosofi di balik Smart Air Defense. Menurutnya, teknologi tersebut melibatkan kombinasi antara human intelligence, interaksi antara human intelligence dan artificial intelligence, dan penggunaan murni artificial intelligence.
Advertisement
Dalam penerapan AI, konsep drone akan bergantung pada jenis penggunaannya, apakah itu sepenuhnya otonom, dikombinasikan dengan kontrol manusia, atau dikendalikan sepenuhnya oleh manusia.
Menurut Amarulla, organisasinya siap mendukung implementasi konsep Smart Air Defense melalui penelitian dan inovasi.
Ia berharap nantinya hasil penelitian dan inovasi tersebut bisa diimplementasikan secara efektif untuk meningkatkan keamanan dan pertahanan negara.
Bukan hanya di sektor udara, menurutnya, di era digital, pemerintah juga penting menerapkan smart cyber defense atau pertahanan siber cerdas untuk menghadapi ancaman di dunia maya.
"Smart cyber defense harus mampu mengatasi serangan siber yang bersifat multiaksis dan multilevel, yang dapat berasal dari berbagai arah dan dalam berbagai tingkatan. Ancaman terbesar dari serangan siber adalah bom listrik atau elektronik, yang jika berhasil diluncurkan dapat membuat sistem apa pun lumpuh," kata Amarulla.
Perlunya Sumber Daya Listrik Mandiri di Luar PLN
Guna mengatasi tantangan ini, BRIN menyebut pihaknya telah merancang solusi pertahanan mandiri. Termasuk pengembangan sumber listrik independen yang tidak rentan terhadap serangan siber.
Dengan begitu, dalam kontes smart cyber defense, memiliki power plant atau sumber daya listrik yang tidak tergantung pada jaringan listrik PLN jadi hal yang penting.
"Kami di BRIN saat ini sudah bisa merancang bagaimana pertahanan-pertahanan itu bisa menggunakan sumber listrik atau power plant yang mandiri, tidak tergantung PLN," kata dia.
Amarulla melanjutkan, "Kalau kita bicara smart cyber defense, pertama backbone-nya kita harus punya power plant sendiri, sumber listrik sendiri."
Advertisement
Penggunaan AI Untuk Lindungi IKN dari Serangan Siber
Amarulla menyebutkan, smart air defence dirancang untuk melindungi IKN. Konsep tersebut pun bisa dikembangkan untuk seluruh Indonesia.
"Prinsip dasar dari smart air defense adalah pengamanan udara dengan menerapkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menggantikan peran manusia dalam operasionalnya," kata Amarulla.
Ia menambahkan, penggunaan AI dalam konsep smart air defense mengganntikan peran manusia dalam mengoperasikan sistem pertahanan udara. Ia menjelaskan, ada perbedaan penggunaan human intelligence, kombinasi human intelligence dan AI, hingga penggunaan AI murni.
Pada zona yang lebih kritis, AI bakal beroperasi secara otonom dan otomatis tanpa intervensi manusia.
Ia mencontohkan penggunaan AI dalam pertahanan, yakni Iron Dome, sistem pertahanan udara yang dipakai oleh Israel.
Iron Dome menggunakan konsep smart air defense dan efektif mengantisipasi serangan udara. Saat ini, penerapan smart air defense telah dilakukan di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat. Teknologi ini dipakai untuk melindungi wilayah-wilayah penting seperti Gedung Putih di Washington DC.
IKN Strategis Tapi Mengandung Kerentanan Terhadap Ancaman
Direktur Wilayah Pertahanan Kemenhan Laksma TNI Anis Rusdiyanto menyebut, sistem pertahanan negara (Sishanneg) di IKN telah tertuang dalam Keputusan Menteri Pertahanan No 1746/M/XII/2023.
Dalam keputusan tersebut rencana Sishanneg diarahkan dapat memadukan kekuatan militer dan nirmiliter yang kuat, tangguh, smart, serta memiliki daya tangkal dan tindak yang tinggi.
Ini diperlukan untuk melindungi Ibu Kota Negara dari berbagai ancaman.
Anis menjelaskan, perspektif geostrategis IKN berada di posisi yang strategis, namun mengandung kerentanan terhadap ancaman.
Oleh karenanya, pihaknya mengkaji prediksi ancaman IKN baik berupa ancaman militer, ancaman nonmiliter, dan ancaman hibrida berupa serangan senjata biologis dan wabah penyakit.
Ia juga menjelaskan tentang rencana pembangunan Sishanneg di IKN, di mana nantinya akan ditindaklanjuti oleh TNI dari berbagai matra, air, darat, dan udara serta dunia maya.
Advertisement
Gabungkan Pertahahanan dan Teknologi
Anis menyebutkan rencana ini menggabungkan elemen tradisional pertahanan dengan teknologi, dan diplomasi modern.
Dengan begitu, bisa memperkuat kemampuan pertahanan Indonesia dan memperkuat posisinya di tingkat internasional.
"Smart defense di sini kita mengartikan sebagai sistem pertahanan yang menyinergikan pertahanan militer dan nirmiliter dengan memakai teknologi mutakhir yang menyelaraskan dengan diplomasi atau dual strategy," katanya.
Ia juga menyebut, penggunaan anti access atau aerial denial dengan menerapkan sistem pertahanan berlapis, virtual maritime gate system, air defense identification zone, cyber defense, dan defense diplomation.
Saat ini Anis juga menyebut adanya rencana pemindahan personel keamanan ke Ibu Kota Nusantara.
Ada sebanyak 59.124 personel yang akan dipindahkan ke IKN, mulai dari personel Kemhan, Mabes TNI, TNI AD, TNI AL, TNI AU, dan Paspampres yang akan dibagi dalam lima tahap pemindahan.