Kitabisa Dukung Gerakan Tanam 3.000 Lamun untuk Maksimalkan Penyerapan Karbon

Platform donasi dan fundraising Kitabisa bersama Lamun Warrior dan sejumlah lembaga peduli lingkungan mendukung gerakan penanaman 3.000 lamun di Pantai Teluk Bakau, Bintan.

oleh Iskandar diperbarui 03 Jul 2024, 12:00 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2024, 12:00 WIB
Gerakan Tanam 3.000 Lamun
Gerakan Tanam 3.000 Lamun di Kepulauan Bintan. Credit: Kitabisa

Liputan6.com, Jakarta - Platform donasi dan fundraising Kitabisa bersama Lamun Warrior dan sejumlah lembaga peduli lingkungan mendukung gerakan penanaman 3.000 lamun di Pantai Teluk Bakau, Bintan untuk penyerapan karbon.

Ketua Yayasan Kitabisa, Edo Irfandi, kolaborasi dan penanaman lamun ini jadi bukti nyata komitmen perusahaan dalam melestarikan sumber daya alam.

"Senang sekaligus bangga bisa berkolaborasi dengan Lamun Warrior dan didukung oleh jajaran pemerintahan. Semoga upaya ini dapat memberi dampak yang luas,” ujar Edo melalui keterangannya, Rabu (3/7/2024).

Untuk diketahui, ekosistem lamun memiliki kemampuan sebagai penyerap karbon untuk menangkap dan menyimpan karbon dioksida dari atmosfer ke dalam laut melalui fotosintesis.

Sebagian dari CO2 yang diserap oleh lamun digunakan sebagai energi, sementara sisanya disimpan dalam bentuk biomassa di bagian tubuhnya seperti daun, bunga, buah, serta akar dan rimpang.

Biomassa ini dapat bertahan lama di sedimen laut tanpa kembali ke atmosfer. Efisiensi lamun dalam menyerap CO2 sangat tinggi, dengan kapasitas sebesar 1.867 ton/km² (48%), lebih tinggi dibandingkan dengan mangrove dan terumbu karang.

Kegiatan ini disaksikan dan diikuti oleh ratusan relawan dan jajaran pemerintahan dari Kementerian Koperasi & UMKM dan KPP RI.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


200 Orang Relawan

Gerakan Tanam 3.000 Lamun di Kepulauan Bintan. Credit: Kitabisa
Gerakan Tanam 3.000 Lamun di Kepulauan Bintan. Credit: Kitabisa

Penanaman Lamun ini diikuti 200 orang relawan dari berbagai latar belakang. Hal ini menunjukkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan.

Co-founder Lamun Warrior, Siti N. Setiawan, menilai lamun masih terbilang jarang dan banyak orang yang belum mengetahui tentang lamun ini, baik fungsi, manfaat dan kebaikannya.

"Tapi harapannya dengan kolaborasi Kitabisa dan Lamun warrior ini, menjadi langkah awal dari bentuk aksi nyata bagi pelestarian lamun di Indonesia” ujarnya memungkaskan.

Program konservasi alam ini dijalankan oleh Harpa (Harapan Alam), satu dari program yang dijalankan oleh Kitabisa.org, sebuah inkubasi program-program sosial bagian dari Kitabisa.


Inggris Tanam Padang Lamun Guna Perangi Perubahan Iklim

Padang Lamun
Padang Lamun (Sumber: wikipedia)

Di sisi lain, Lamun (seagrass) ditanam di Muara Tees, Inggris, dengan harapan dapat memerangi perubahan iklim dan memperkaya ekosistem sungai. Tanaman bawah air ini dipuji sebagai sekutu dalam perjuangan melawan perubahan iklim.

Lamun dulunya melimpah di Muara Tess, tetapi telah menyusut secara signifikan selama satu abad terakhir karena memburuknya kualitas air akibat industrialisasi sungai.

Kini, organisasi lingkungan Tees River Trust menanam lamun yang sebelumnya dibudidayakan di pembibitan dengan harapan menciptakan padang lamun guna meningkatkan ekosistem sungai dan membantu memerangi perubahan iklim.

Dikutip VOA Indonesia, Selasa (16/4/2024), lamun berperan penting dalam upaya melawan perubahan iklim karena kemampuannya menyerap karbon dan polutan-polutan lain dalam air.

"Padang lamun dapat menjadi habitat bagi semua jenis ikan kecil, invertebrata laut, namun padang lamun sebenarnya dapat meningkatkan kualitas air dan mungkin juga menjaga karbon tetap tersimpan dalam sedimen, bukan melepaskannya ke lingkungan laut," ujar Judy Power dari Tees River Trust.


Infografis Journal  15 Negara yang Paling Rentan pada Perubahan Iklim. (Liputan6.com/Trie Yasni

Infografis Journal
Infografis Journal  15 Negara yang Paling Rentan pada Perubahan Iklim. (Liputan6.com/Trie Yasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya