Transaksi E-Money Tembus Rp 6,7 Miliar per Hari

Dalam lima tahun terakhir, transaksi uang elektronik (e-money) di Indonesia terus meningkat secara signifikan dari waktu ke waktu.

oleh Iskandar diperbarui 21 Nov 2013, 14:20 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2013, 14:20 WIB
e-money-131121b.jpg

Dalam lima tahun terakhir, transaksi uang elektronik (e-money) di Indonesia terus meningkat secara signifikan dari waktu ke waktu. Meskipun masih banyak dimanfaatkan untuk pembayaran micropayment, transaksi e-money tembus hingga Rp 6,7 miliar per hari hingga akhir tahun ini.

Pada tahun 2009 lalu, transaksi e-money tercatat hanya sebanyak Rp 1,4 miliar per hari dan meningkat pada tahun 2010 menjadi Rp 1,9 miliar per hari. Namun sayangnya, penggunaan e-money di Indonesia masih terbatas di kalangan tertentu saja. Dari 60 juta nasabah bank di Indonesia, hanya 15 juta nasabah yang menggunakan transaksi non-tunai ini.

"Menurut data dari Bank Indonesia (BI) pada September 2013, transaksi tunai persentasenya sebesar 83%, sementara transaksi non-tunai masih 17%," kata Alex Janangkih Sinaga, Ketua Umum Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia yang juga Presiden Direktur Telkomsel, Kamis (21/11/2013) dalam diskusi New Wave of Less Cash Society: Indonesian Chapter di Jakarta.

Alex menjelaskan bahwa dari sisi industri banking, less cash society masih terbatas di kalangan atas saja. Sedangkan di industri telekomunikasi sudah mulai meluas, dari kalangan bawah sampai kalangan atas.

"Penetrasi e-money di industri banking masih sebesar 40%, sementara penetrasi e-money di industri telekomunikasi mencapai 80%," tambah Alex lagi.

Masih menurut alex, angka itu akan meningkat karena regulasi baru tentang e-money akan segera diterbitkan oleh Bank Indonesia. Seperti yang diketahui, regulasi ini akan diterbitkan pada akhir 2013 dan mulai diiplementasikan pada 2014 mendatang. (isk/dew)


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya