Konsol Wii U <i>Gak</i> Laku, Bos Nintendo Rela Gajinya `Disunat`

Rata-rata gaji jajaran direksi Nintendo gajinya dipangkas hingga kisaran 20-30%.

oleh Adhi Maulana diperbarui 31 Jan 2014, 15:00 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2014, 15:00 WIB
satoru-iwata-140131b.jpg

Kabar buruk kembali hadir dari sang mantan raja industri game dunia, Nintendo. Buruknya angka penjualan konsol Wii U kabarnya membuat perusahaan yang berbasis di Tokyo, Jepang itu menderita kerugian yang cukup besar.

Bahkan menurut laporan yang dipublikasikan harian Nikkei, untuk menyelematkan neraca keuangan perusahaan, para pimpinan Nintendo harus rela gajinya dipotong.

Tak tanggung-tanggung, dilansir laman Kotaku, Jumat (31/1/2014), President Nintendo Satoru Iwata yang dianggap sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas kegagalan penjualan Wii U itu harus rela gajinya dipotong hingga 50%.

Selain Iwata, rata-rata gaji jajaran direksi Nintendo gajinya disunat hingga kisaran 20-30%. Kebijakan ini disebutkan akan berlaku per Maret 2014 mendatang.

Dirilisnya konsol game terbaru Wii U ditengarai menjadi faktor utama runtuhnya 'dinasti' Nintendo di persaingan industri game. Namun Nintendo selalu menolak dan merasa gengsi mempermasalahkan konsol Wii U yang pada kenyataannya memang gagal total di pasaran.

Akan tetapi pada November 2013 lalu, Iwata pada sebuah rapat dengan para investor dan analis dilaporkan telah mengakui bahwa sejauh ini, konsol terbaru mereka Wii U telah gagal menjadi penerus konsol Wii. Saat ini, total penjualan Wii masih lebih besar dibandingkan total penjualan Wii U di seluruh dunia.

Namun Iwata tetap optimis perusahaannya masih memiliki sejumlah cara untuk meningkatkan penjualan Wii U. Salah satunya adalah menghadirkan lebih banyak lagi judul video game eksklusif. Tetapi nyatanya hingga kini angka penjualan Wii U tak kunjung membaik. (dhi)

Baca juga:
Nintendo Siapkan Dua Konsol Game Generasi Terbaru
Nintendo Urungkan Niat Jajaki Industri Game Mobile
Seminggu, Wii U Terjual 100 Ribu Lebih di Jepang

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya