Liputan6.com, Pekalongan - Dari bahasa Jawa kuno, amba titik, yang berarti menulis titik. Batik mulai dikenal di sepanjang Pulau Jawa, usai Kerajaan Mataram pecah dan perang Diponegoro tahun 1825 hingga 1830. Bangsawan kraton memutuskan hijrah menuju timur dan barat Pulau Jawa. Salah satunya Pekalongan.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Jumat (2/10/2015), warna cerah dan desain variatif, ciri khas batik Pekalongan. Letak geografis Pekalongan di pantai utara Jawa, strategis sebagai lalu lintas perdagangan. Kultur semangat dan egaliter menjauhkan pakem batik dari strata sosial kraton.
Baca Juga
Desain batik Pekalongan banyak dipengaruhi Cina, Arab dan India, motif flora dan fauna banyak dijumpai pada batik Pekalongan. Warnanya pun cenderung cerah, merah, biru, kuning dan hijau.
Advertisement
Ada pula desain jlamprang pengembangan dari desain geometris khas Gujarat, India. Konon peradaban Islam juga mewarnai munculnya batik jlamprang yang menghindari lukisan mahluk hidup.
Di Pasar Setono, secara turun-temurun sejak 80 tahun lalu perajin batik Pekalongan tumpah ruah, menjajakan aneka desain kreatif mereka pada pengunjung lokal maupun mancanegara.
Para pecinta batik juga bisa menilik sejarah di museum batik Pekalongan, tak hanya cagang kayu kuno, lilin untuk memola katun pun turut dipamerkan. Ragam desain batik yang dinamis dan inovatif membawa Pekalongan meraih predikat kota kreatif dunia dari Unesco. (Dan/Ali)