Potret Menembus Batas: Orang Utan Bertahan dan Berjuang

Derita orang utan memanggil banyak orang berusaha mencari dan menyelamatkannya.

oleh Liputan6 diperbarui 16 Nov 2015, 02:05 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2015, 02:05 WIB
Potret Menembus Batas: Orang Utan Bertahan dan Berjuang
Derita orang utan memanggil banyak orang berusaha mencari dan menyelamatkannya.

Liputan6.com, Kalimantan - Bagi bekantan, kebakaran dan asap tak begitu menghancurkan kehidupan. Sebab api tak mampu melintasi dasar hutan bakau, sehingga rumah bekantan menjadi aman.

Tapi bagi burung-burung dan kelelawar yang tinggal di pedalaman, mereka begitu tersiksa dengan asap. Tak hanya sesak nafas, terbang pun jarak pandang begitu terbatas.

Bahkan bagi orang utan, peristiwa ini begitu menyengsarakan. Rumah yang begitu luas luluh lantak.

Pada saat mengungsi, ia hanya bisa menemukan sekelumit areal yang masih agak mirip dengan rumahnya, yakni kebun warga.

Selain tetap sesak nafas dan makanan yang seadanya di kebun karet, orang utan masih harus berhadapan dengan sikap takut dari pemilik kebun.

Derita orang utan ini memanggil banyak orang mencari dan menyelamatkannya.

Konservasi Orang Utan

Di salah satu pagi, saatnya rombongan anak orang utan menerima pelajaran dan latihan hidup di hutan liar.

Layaknya anak kecil, ada yang masih malas untuk bergegas. Namun yang riang menyambut pagi juga banyak sekali. Ini adalah masa-masa emas bagi orang utan kecil untuk belajar mengasah naluri dan mengetahui arti menyerang.

Situasinya jelas berbeda dengan orang utan dewasa yang ada. Jeruji membatasi keganasannya dan ruang geraknya.

Meski aman dan terjamin makanan dalam fasilitas konservasi, tapi tentu ia tetap merindukan kebebasan di alam liar. Namun ia tidak bisa dilepaskan, karena dikhawatirkan tidak mampu bertahan di alam liar.

Anak-anak orang utan tak berinduk yang ada, akan dibawa sejauh 2 km dari fasilitas konservasi untuk belajar memanjat pohon dengan ketinggian tertentu.

Sekolah hutan bagi orang utan remaja sangat penting untuk perkenalan cara hidup alaminya, seperti cara memanjat, mencari makanan di hutan, dan menghadapi musuh.

Ada 4 tahap proses rehabilitasi orang utan yakni karantina, sosialisasi, pra pelepasliaran, dan tahap pelepasliaran.

Memanjat pohon dengan tingkat ketinggian tertentu, anak-anak orang utan ini berada di tahap sosialisasi.

Saksikan tayangan selengkapnya dalam Potret Menembus Batas SCTV, Senin(16/11/2015), di bawah Ini. (Nda/Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya