Liputan6.com, Jakarta - Usai salat jumat 4 November lalu massa terlihat menyemut di Masjid Istiqlal, kawasan Gambir, Jakarta Pusat. Mereka bersiap-siap menuju Istana Negara.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (13/11/2016), massa dari berbagai ormas Islam tersebut berjalan kaki beriringan dengan tertib. Sepanjang perjalanan mereka melantunkan selawat dan juga takbir. Sesekali, pemimpin rombongan melakukan orasi menyampaikan tuntutan.
Sejumlah ulama dan tokoh agama Islam juga terlihat dalam rombongan pendemo menuju titik berkumpul di Patung Kuda, sebelum akhirnya menuju Istana Merdeka.
Advertisement
Setelah berlangsung sepekan lebih, banyak yang menilai aksi ini tergolong spektakuler. Meski berujung sedikit ricuh, secara keseluruhan aksi ini berlangsung damai.
Semula ada yang khawatir aksi yang mengandung SARA ini berpotensi memicu perpecahan. Sebab peserta aksi adalah jutaan umat Islam, menuntut Ahok yang diduga telah melakukan penistaan terhadap Alquran.
Kekhawatiran itu tampaknya berlebihan. Massa tak melakukan aksi yang membuat orang lain cemas. Mereka malah tertib di tengah cuaca panas saat itu.
Presiden Jokowi tak percaya begitu saja. Agar aksi 4 November tak menyulut perpecahan, Presiden terus menerus merajut dialog dengan banyak pihak. Setelah dengan MUI, NU dan Muhammadiyah, Jokowi juga mengundang kiai dan ulama dari puluhan ormas Islam ke Istana.
Selain itu Jokowi juga menyambangi markas tiga pasukan elite dari tiga kesatuan. Diawali ke Markas Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di kawasan Cijantung. Jokowi pun disambut dengan istimewa.
Esok harinya, Markas Korps Marinir TNI Angkatan Laut di Cilandak, Jakarta Selatan, menjadi target kunjungan Jokowi. Setelah memimpin apel dan memeriksa pasukan dari atas tank, Presiden Jokowi juga disambut istimewa.
Markas Komando Brimob di Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, tak dilupakan Jokowi. Bahkan usai memimpin upacara, pasukan Brimob menggendong Jokowi sebagai bentuk penghargaan tertinggi.
Entah memberi sinyal kepada peserta aksi 4 November, usai mengunjungi tiga markas pasukan elite Presiden Jokowi meminta agar tak ada lagi aksi unjuk rasa.
Warga Jakarta sebetulnya tidak khawatir dengan aksi damai 4 November. Apalagi jika disebut-sebut akan menyulut perpecahan.
Tak hanya warga yang optimistis. Ulama dan tokoh ormas yang diundang ke Istana pun menjamin persoalan tidak akan berlarut-larut jika penegakan hukum terhadap dugaan penistaan agama diproses secara benar, sesuai aturan yang berlaku dan tanpa intervensi.
Lain lagi harapan warga. Belajar dari unjuk rasa damai 4 November, pemerintah seharusnya lebih peka menyikapi masalah-masalah sensitif agar tidak memicu kekecewaan yang diimplementasikan melalui unjuk rasa.
Namun demikian aksi damai 4 November telah berlangsung dengan damai. Banyak pihak memuji aksi yang melibatkan tidak kurang dari satu juta orang ini juga tidak membuat warga Ibu Kota menjadi cemas.
Pemerintah pun tidak perlu khawatir massa akan melakukan tindakan lebih jauh. Yang mereka tuntut adalah proses hukum yang benar terhadap calon gubernur petahana yang diduga melakukan penistaan agama. Jika saja kasus dugaan penistaan agama diproses dengan cepat, boleh jadi tak perlu satu juta orang menyampaikan aspirasi di depan Istana.
Saksikan ulasan selengkapnya dalam rangkuman Kopi Pagi (Komentar Pilihan Liputan 6 Pagi) yang ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (13/11/2016), berikut ini.