Liputan6.com, Jakarta - BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang dan tak perlu panik menghadapi fenomene equinox. Equinox bukan gelombang panas ekstrem seperti yang terjadi di India tahun lalu.
Namun, tak bisa dipungkiri, Jakarta dengan jutaan kendaraan bermotor yang lalu lalang setiap hari, menyumbang kenaikan suhu pada siang hari. Kondisi ini semakin diperparah dengan banyak pohon yang ditebang lantaran pembangunan infrastruktur di sejumlah titik.Â
Terkait kondisi tersebut Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG)  mengimbau masyarakat tetap tenang. Karena fenomena equinox seperti yang belakangan beredar di media sosial tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis.
Advertisement
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Jumat (17/3/2017), beredar kabar, gelombang panas secara ekstrem akan terjadi di Indonesia, pada 21 Maret dan 23 September 2017.
"Masyarakat tak perlu khawatir karena fenomena ini wajar dan lazim terjadi di Indonesia sebagai wilayah tropis. Dan untuk mengatasi suhu yang lebih panas ini, masyarakat banyak minum air putih dan menjaga kondisi tubuh," jelas Kabid Prediksi Cuaca BMKG Agie Wandala Putra.Â
Meski demikian untuk provinsi yang terletak di garis khatulistiwa, tetap punya dampak yang berbeda di banding kawasan lain di Indonesia.
Saksikan video pernyataan BMKG terkait fenomena equniox.Â
Â
Â