Wamen ESDM: Bangun Kilang Minyak Tak Seperti Bikin Donat

Pembangunan kilang minyak mentah membutuhkan dana investasi hingga US$ 12 miliar.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 25 Feb 2014, 13:53 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2014, 13:53 WIB
111219akilang-minyak.jpg

Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo menyatakan pemerintah sengaja membuka kesempatan bagi investor dalam dan luar negeri untuk berinvestasi pada proyek pembangunan kilang di tanah air. 

Dengan besar kebutuhan anggaran pembangunan satu unit kilang minyak mencapai US$ 10 miliar hingga US$12 miliar, Susilo secara tegas mengatakan proyek ini bukan seperti membuat donut.

"Bikin kilang itu butuh invetasi US$ 10 miliar sampai 12 miliar, nggak seperti bikin donat," kata Susilo di Hotel Kempinski, Jakarta, Selasa (25/2/2014).

Untuk menyiasati besarnya kebutuhan investasi, Susilo mengungkapkan, pemerintah telah menawarkan skema pembiayaan Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS). Tak sampai disitu, para pemodal juga siap disuguhi sejumlah fasilitas seperti insentif dan tax holiday.

"Insentif macem-macam, bebas PPN sudah biasa, tax holiday, kemudian kami bilang ke mereka kan mereka bilang perzinan susah," pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, pembangunan tambahan kilang minyak tak lantas membuat Indonesia mengurangi ketergantungan minyak impor. Kilang yang dibangun hanya akan mengubah jenis minyak yang diimpor dari produk akhir minyak menjadi minyak mentah.

Bagi Bambang, pembangunan kilang minyak ini tidak menunjukan perubahan signifikan. Indonesia masih akan menjadi importir minyak mentah yang diolah di sebuah kilang menjadi minyak jadi atau Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Kilang hanya untuk memindahkan impor dari impor BBM jadi Impor minyak mentah segitu saja," ujar Bambang.(Pew/Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya