Kesejahteraan Rakyat Indonesia Bakal Disalip Vietnam

Indonesia mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi 5,8% sepanjang 2013. Namun sayang hal itu tidak diimbangi dengan penciptaan lapangan kerja.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 22 Mar 2014, 10:01 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2014, 10:01 WIB
Buruh
(Foto: Setkab.go.id)

Liputan6.com, Jakarta Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8% sepanjang 2013.

Namun pertumbuhan pesat ekonomi tersebut kurang dapat diimbangi dengan penciptaan lapangan kerja. Padahal hal itu akan mempengaruhi tingkat rata-rata kesejahteraan masyarakat di setiap negara.

Pengamat Ekonomi dari Centre of Reform on Economic (CORE) Indoensia, Hendri Saparini mengungkapkan akibat masih terbatasnya lapangan kerja tersebut, pertumbuhan pendapatan per kapita Indonesia juga tidak meningkat signifikan.

"Pertmbhan ekonomi yang tinggi ini belum bisa menghasilkan pendapatan per kapita yang signifikan. Kita bandingkan Vietnam memang masih dibawah kita, tapi sedikit. Itu akan segera lebih tinggi dari Indonesia," ungkapnya kepada Liputan6.com yang ditulis, Sabtu (22/3/2014).

Menurut Hendri, salah satu indikator yang paling menonjol dari tingkat kesejahteraan masyarakatnya adalah dilihat dari tingkat pendidikan rata-rata masyarakatnya.

"Indikatornya juga dari jumlah masyarakat Indonesia yang bersekolah. Kalau dibandingkan negara lain Indonesia rata-rata sekolah baru enam tahun. Malaysia lebih tinggi dari kita," tegasnya.

CORE Indonesia mencatat jumlah penduduk yang memiliki pendapatan menengah ke bawah Indonesia saat ini mencapai 40% dari total jumlah penduduk Indonesia sekitar 250 juta jiwa.

Meski tingkat masyarakat miskin setiap tahunnya berhasil dikurangi, namun di sisi lain orang yang terancam miskin justru semakin bertambah.

"Sehingga tidak heran kita menghadapi kemiskinan yang struktural dan kesenjangan masih terjadi, meskipun yang miskin itu semkin rendah tapi yang rentan miskin itu semkin tinggi," kata Hendri.

Untuk itu, Hendri berharap pemerintah mampu mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mendukung peningkatan jumlah industri manufactur dimana sektor ini nantinya akan banyak menyerap lapangan kerja.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya