Liputan6.com, Jakarta Pengendara mobil pribadi di Indonesia dinilai manja, karena mendapat berbagai insentif dari pemerintah. Insentif tersebut seperti Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan belum adanya pengenaan pajak BBM seperti di luar negeri.
"Di luar negeri tidak boleh bersubsidi, kemudian dikenakan pajak BBM di Indonesia sangat manja, orang kaya dimanjakan, orang miskin jalan susah," kata Pengamat transportasi Joko Stijowarno saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Selasa (1/4/2014).
Menurut Joko, sudah saatnya kendaraan pribadi dilarang menggunakan BBM bersubsidi. Pasalnya, alokasi anggaran subsidi untuk BBM sudah terlalu besar. "Saatnya subsidi dicabut. Subsidi energi 25% besar tinggi sekali menggerogoti APBN," tutur dia.
Joko menambahkan, subsidi BBM yang dicabut bisa dialihkan untuk membangun sarana transportasi umum, sehingga subsidi tidak hanya dirasakan pengguna kendaraan saja tapi  merata oleh penduduk Indonesia. "Subsidi dialihkan. Kita punya 555 kota, akan punya transpotasi masal," pungkas dia.
Di Indonesia, Pengendara Mobil Pribadi Terlalu Dimanjakan
Pengendara mobil pribadi di Indonesia dinilai manja, karena mendapat berbagai insentif dari pemerintah.
Diperbarui 01 Apr 2014, 10:28 WIBDiterbitkan 01 Apr 2014, 10:28 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Wamentan Jelaskan Maksud Prabowo soal Penghapusan Kuota Impor, Ternyata Ini Tujuannya
Kisah Kelam Para Pemain Oriental Circus Indonesia, 3 Dekade Mencari Keadilan
6 Potret Pemain 'Di Sini Ada Setan' di Ultah Rieta Amilia, Kompak dengan Nagita
Amnesty International: Eksekusi Mati di Seluruh Dunia Capai Rekor Tertinggi
Mengenang Titiek Puspa, Punya Bakat Seni Lain Selain Suara Merdu dan Jago Mencipta Lagu
Potret Memesona Titiek Puspa di Masa Muda, Kini Karyanya Jadi Legenda
Fokus : Jalan Penghubung Sumsel-Jambi Banjir, Polisi Berlakukan Buka Tutup
Soal Dugaan Ada Pelaku Lain di Kasus Dokter Residen FK Unpad: Kami Tidak Berani Berkomentar
WEC 2025: Bukti Perempuan Jadi Kunci Pembangunan dan Penggerak Indonesia Emas 2045
Industri Minta Aturan Rokok Ditinjau Ulang, Soroti Masalah Ini
Presiden Prabowo Mau Longgarkan TKDN, Apa Plus Minusnya? Ini Kata Pengamat
Cerita Bung Karno Terkesima Suara Titiek Puspa, Langsung Diminta Jadi Penyanyi Istana