Beras dan Cabai Rawit Jadi Pemicu Inflasi Maret 0,08%

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan realisasi inflasi Maret 2014 sebesar 0,08%.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 01 Apr 2014, 16:19 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2014, 16:19 WIB
Pekerja memanggul beras di sebuah industri pengolahan beras di Kediri, Jawa Timur. Kemarau panjang membuat musim tanam padi mundur.(Antara)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan realisasi inflasi Maret 2014 sebesar 0,08%. Dari capaian tersebut, bahan pangan mendominasi kontribusi inflasi dengan andil cukup besar, seperti harga beras dan cabai rawit.

Kepala BPS, Suryamin mengungkapkan, penyebab utama inflasi 0,08% antara lain pertama, komoditas beras, cabai rawit, tarif angkutan udara, bawang putih, minyak goreng, dan rokok filter.

1. Beras

Andil inflasi beras menyumbang 0,05% dan perubahan harga terhadap Februari 2014 sebesar 1,54%. Dipicu karena kurangnya pasokan beras ke pasar akibat musim penghujan yang masih berlangsung sampai sekarang sehingga membuat proses pengeringan padi menjadi lama.

"Musim tidak bagus jadi beberapa daerah terlambat menanam padi. Beras punya bobot cukup tinggi 3,78% sehingga berdampak terhadap inflasi," ungkap Suryamin di Jakarta, Selasa (1/4/2014).

2. Cabai rawit

Andil inflasi 0,05% dengan perubahan harga 16,45%. Terjadi karena kurangnya pasokan di sentra-sentra produksi akibat eruspi Gunung Kelud dan Sinabung. Kenaikan harga terjadi di 51 kota IHK dengan lonjakan tertinggi di Probolinggo, Sumenep dan Merauke sebesar 72% serta Manado 67%.

3. Tarif Angkutan Udara

Andil inflasi 0,03% dengan perubahan harga 4,17% karena ada biaya tambahan tarif angkutan kelas ekonomi untuk pesawat terbang dan angkutan niaga secara terjadwal. Terjadi kenaikan harga tertinggi di Bima 72% dan Tanjung Pandan 81%.

4. Bawang Putih

Andil inflasi 0,02% dengan perubahan harga 9,78%. Karena pasokan bawang putih terbatas dengan kenaikan harga tertinggi terjadi di Cilacap dan Depok dengan masing-masing 25%

5. Minyak Goreng

Andil inflasi 0,02% dengan perubahan harga 2,12% karena peningkatan bahan baku minyak sawit (crude palm oil/CPO). Kenaikan harga tertinggi terjadi di 74 kota IHK, antara lain di Sibolga 7%

6. Rokok Filter

Andil inflasi 0,02% dengan perubahan harga 9,7% terjadi akibat kenaikan pajak daerah yang mengerek harga eceran rokok filter. Sebanyak 44 kota IHK mengalami lonjakan harga tinggi, seperti Bekasi dan Ternate masing-masing 6% dan 5%.

Sementara penghambat inflasi, menurut Suryamin, antara lain :

1. Telur Ayam Ras

Andil deflasi 0,09% dengan perubahan harga 12,01% karena pasokan meningkat. Sebanyak 80 kota IHK mengalami penurunan harga seperti di Tembilahan 33% dan Ternate 24%

2. Cabai Merah

Andil deflasi 0,09% dengan perubahan harga 14,47% karena pasokan cabai cukup banyak. Sebanyak 67 kota IHK mengalami penurunan harga yakni Jambi dan Malang masing-masing 36% dan 35%

3. Daging Ayam Ras

Andil deflasi 0,04% dengan perubahan harga 3,54% karena peningkatan pasokan. Penurunan harga terjadi di 37 kota IHK, di Bima, Tanjung dan Merauke yang masing-masing sebesar 16%.

4. Tomat Sayur

Andil deflasi 0,02% dengan perubahan harga 0,10% karena pasokan lancar. Sebanyak 62 kota IHK mengalami penurunan harga, seperti Mataram 52% dan Manokwari 49%.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya