Tahun Ini RI Impor 3,7 Juta Metrik Ton Elpiji

Untuk memenuhi kebutuhan elpiji, PT Pertamina (Persero) masih melakukan impor yang mencapai 3,7 juta metrik ton (Mt).

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 24 Apr 2014, 12:27 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2014, 12:27 WIB
Gas Alam Berlangganan
Sebagai alternatif energi gas Perusahaan Gas Negara (PGN) meluncurkan program PGN sayang ibu.

Liputan6.com, Ulsan - Untuk memenuhi kebutuhan elpiji, PT Pertamina (Persero) masih melakukan impor yang mencapai 3,7 juta metrik ton (Mt).

Direktur Pemasaran Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan, kebutuhan elpiji tahun ini mengalamai peningkatan dari tahun lalu 5,3 juta Mt menjadi 6 juta Mt.

"Tahun ini estimasi 6 juta Mt, tahun lalu 5,3 juta," kata Hanung, di Ulsan, Korea Selatan, Kamis (24/4/2014).

Hanung menambahkan, sedangkan kebutuhan produksi dalam negeri dari lapangan yang memproduksi bahan baku elpiji hanya memproduksi  2,3 juta Mt, sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut harus impor.

"Produksi dalam negeri 2,3 juta, itu sudah semua produksi Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) kita ambil itu termasuk untuk elpiji 3 Kg, yang elpiji bersubsidi," jelasnya.

Direktur LPG dan Produk Gas Pertamina, Gigih Wahyu Irianto mengatakan mengatakan konsumsi elpiji sebelum adanya konversi minyak tanah ke elpiji pada 2007 hanya 1-1,2 juta Mt dan pada saat itu bahan baku yang diproduksi di kilang pertamina dan KKKS 1,2 Mt sehingga Indonesia sempat tidak impor elpiji.

"Jadi banlace tidak ada ekpor, tapi dengan adanya konversi deman naik sangat tajam, dari 2003 1,2 juta,"

Namun, setelah adanya program konversi kebutuhan elpiji meningkat tajam, sementara produksi dalam negeri tidak meningkat.

" Pada 2013 sebesar 5,3 juta ton, sementara produksi elpiji dalam negeri tdak meningkat, sementara sumur decline maka terjadi defisit, sejak 2008 pertamina mengimpor elpiji, sampai saat ini posisi impor kita 59% 2013, sisanya domestik kilang," pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya