Pemerintah Berharap Ekonomi Global Membaik Supaya Bisa Cari Utang

Pemerintah masih mempunyai kebutuhan pembiayaan sekitar Rp 180 triliun sampai akhir tahun.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 10 Jul 2014, 21:23 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2014, 21:23 WIB
Aksi aktivis Koalisi Anti Utang di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (16/8). Mereka mendesak pemerintah melakukan audit hutang luar negeri.(Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mengaku masih mempunyai kebutuhan pembiayaan sekitar Rp 180 triliun sampai akhir tahun untuk menutup defisit anggaran. Dalam hal ini, pemerintah berencana menerbitkan beberapa jenis surat utang (bond).

"Minggu depan ada Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Kalau penawaran tinggi banyak, ditambahin dikit nggak masalah. Toh masih ada kekurangan Rp 180 triliunan, jadi kalau ada kesempatan saya ambil," ungkap Direktur Jenderal Pengelolaan Utang, Robert Pakpahan di Jakarta, Kamis (10/7/2014).

Menurut dia, pemerintah berencana menerbitkan tiga jenis surat utang, yakni sukuk global, samurai bond dan surat utang negara berdenominasi dolar AS di pasar domestik.

"Buat sukuk global, kami sudah tunjuk penasihat keuangan dari HSBC, Standard Chartered Bank, CIMB Bank, National Bank of Dunai (NBD)," tuturnya.

Sayang ketika ditanya jumlah dan waktu yang tepat penerbitan sukuk global, dia enggan membeberkannya.

"Nilainya rahasia. Saya cari waktu yang bagus di sana (luar negeri), kan biasanya di sana habis lebaran vakum. Nggak ada kegiatan sampai September, katanya liburan terus," terang dia.

Sementara penerbitan samurai bond, Robert bilang, pemerintah akan masuk ke rencana tersebut apabila sudah waktunya. "Samurai bond belum final," ujar dia.

Lanjut Robert, pemerintah juga akan menerbitkan surat utang dalam bentuk dolar AS di pasar domestik. "Nilainya sekitar US$ 750 juta dengan tenor kalau nggak salah 3 tahun. Penerbitannya Oktober 2014," sambungnya.

Dia berharap agar kondisi ekonomi dunia membaik agar yield dapat stabil. "Kami mengharap tren positif terus-terusan supaya kondusif untuk perekonomian Indonesia. Agar saya mudah mencari pembiayaan, mencari utang gampang, dan harga murah," tukas Robert. (Fik/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya