Dipandang Reformis, Jokowi Bisa Bikin Bisnis RI Bergairah

Kepala Indonesian Desk for PWC di Australia Andrew Parker menilai Jokowi sebagai sosok presiden yang masih relatif muda dan seorang reformis

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 23 Jul 2014, 14:40 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2014, 14:40 WIB
Jokowi ketemu SBY
(ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo)

Liputan6.com, Sydney - KPU telah menetapkan pasangan nomor urut 2 Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi) sebagai presiden dan wakil presiden terpilih dalam Pilpres 2014.

Setelah dilantik, Jokowi akan langsung berhadapan dengan sejumlah tantangan perekonomian di Tanah Air termasuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan menjalin hubungan baik dengan sejumlah rekan bisnis di luar negeri.

Kepala Indonesian Desk for PWC di Australia Andrew Parker menilai Jokowi sebagai sosok presiden yang masih relatif muda yang berpotensi mempererat hubungan bisnis kedua negara.

"Jokowi merupakan seorang reformis dan menunjukkan dirinya sebagai pimpinan yang banyak bekerja. Saya rasa, ke depannya akan ada perubahan di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan dan akan berdampak baik baginya dan juga Australia," ungkap Parker seperti dilansir dari laman abc.net.au, Rabu (23/7/2014).

Menurut dia, selama masa kampanye, kedua calon presiden menekankan terlalu banyaknya keterlibatan asing dalam pengelolaan ekonomi Indonesia.

Meski demikian, kebijakan yang akan diambil Jokowi setelah pemimpin masih belum terlihat jelas khususnya menyoal perdagangan ekspor ternak hidup dari Australia ke Indonesia.

"Kedua kandidat mendukung peranan yang lebih kuat dari institusi domestik untuk mengelola perekonomian lokal. Tapi saya rasa Indonesia merupakan bagian dari masyarakat ekonomi ASEAN dan tak bisa sebegitu perfeksionis. Lagipula, Jokowi merupakan pimpinan yang pragmatis," tutur dia.

Ke depan, meski hubungan bisnis Indonesia dan Australia sempat terguncang akibat aksi mata-mata negara tetatangga tersebut, Parker merasa kondisi tersebut akan segera membaik.

Sejauh ini, Parker masih mewaspadai adanya kemungkinan konflik di Indonesia yang berpotensi mempengaruhi pola investasi di Tanah Air.

Untuk diketahui, PricewaterhouseCoopers (PwC) merupakan jaringan jasa profesional global yang telah mendirikan cabang di berbagai negara di seluruh pelosok dunia. (Sis/Nrm)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya