Merpati Bangkrut, Ilham Habibie Berharap Garuda Beli R-80

PT Regio Aviasi Industri (RAI) sudah menerima pesanan 140 pesawat R-80 dari anak usaha Sriwijaya Air NAM Air, Kalstar Asia dan TransAsia.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 08 Agu 2014, 09:47 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2014, 09:47 WIB
Pesawat Garuda Perintis
Pesawat Garuda Perintis (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - PT Regio Aviasi Industri (RAI),  menyatakan pihaknya telah menerima pesanan ratusan pesawat R-80 dari tiga maskapai penerbangan. Penyerahan pesawat akan dilakukan pada 2019.

Komisaris RAI, Ilham Habibie mengungkapkan, pesanan pesawat ke perusahaan yang dipimpinnya sudah cukup banyak meskipun mereka belum gencar melakukan penjualan pesawat berkapasitas 80 penumpang itu kepada sejumlah maskapai penerbangan dalam maupun luar negeri.  

"Kami belum all out menjual, tapi maskapai sudah menyatakan minatnya pesan R-80 tanpa kami mendorong mereka. Sebab maskapai penerbangan memang membutuhkan R-80," ucap dia kepada wartawan di Jakarta, seperti ditulis Jumat (8/8/2014).

Dia menyebut, pihaknya sudah menerima pesanan 140 pesawat R-80 rancangan sang ayah, BJ Habibie dari tiga maskapai penerbangan. Antara lain, anak usaha PT Sriwijaya Air NAM Air, Kalstar Asia dan TransAsia.

"Paling banyak pesanan NAM Air 100 unit. Sedangkan Kalstar Asia dan TransAsia masing-masing 25 dan 15 pesawat. Rencananya, penyerahan pertama akan kami lakukan di 2019," lanjut Ilham.

Putra sulung dari Presiden RI ke-3 itu berharap akan datang pesanan dari maskapai penerbangan nasional lain. Pasalnya dalam airline working group pesawat R-80, ada enam maskapai yang terlibat selama proses desain yakni NAM Air, Citilink, Wings Air, KalstarAsia, Sky Aviation dan Merpati. 

"Enam maskapai itu ada potensi pesanan, tapi Sky Aviation sudah tidak ada lagi. Merpati pun kita tidak tahu, tapi tergantung juga. Yang masih diharapkan pesanan datang dari Wings Air dan Garuda Indonesia yang menggantikan Citilink dengan merek Garuda Explorer," paparnya.

Sekadar informasi, R-80 diambil dari "R" adalah inisial "Regional", sementara angka 80 menunjukkan kapasitas penumpang yang dapat diangkut pesawat karyanya BJ Habibie, mantan Menteri Riset dan Teknologi. Pesawat ini juga memiliki bypass ratio 40 dan hemat bahan bakar sebanyak 30 persen.

RAI didirikan dua perusahaan swasta yaitu PT Ilhabi  yang dimiliki oleh Ilham Akbar Habibie dan PT Eagle Capital yang dimiliki oleh Erry Firmansyah. (Fik/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya