Liputan6.com, Jakarta - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengakui industri ini akan kembali menanggung beban berat jika PT Pertamina (Persero) menaikkan harga elpiji 12 kilo gram (kg). Konsekuensinya, pengusaha akan menyesuaikan tarif kamar dan harga makanan.
Wakil Ketua Umum PHRI, Johnnie Sugiarto menilai, kenaikan harga elpiji 12 kg dalam waktu dekat sangat tidak wajar dan hanya menguntungkan Pertamina yang selama ini memonopoli bisnis tabung gas.
"Buat kami cuma jadi beban yang terus bertambah karena awal tahun ini, elpiji 12 kg sudah naik, lalu dihantam lagi dengan penyesuaian tarif tenaga listrik. Kalau naik melulu kan nggak wajar," jelas dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Minggu (10/8/2014).
Johnnie menganggap harga gas di Indonesia sudah terasa mahal bagi industri. Sehingga membebani biaya operasional perusahaan meskipun tak terlampau signifikan.
"Kita kan produsen gas, tapi kenapa kita beli gas di negara sendiri saja mahal sekali. Harusnya kan bisa dengan harga murah, supaya pengusaha juga untung," ucapnya.
Komponen gas, tambah dia, menyumbang porsi kecil di dalam pos belanja hotel. Namun tidak bagi restoran. Seperti kenaikan harga elpiji 12 kg awal tahun ini sebesar Rp 1.000 per kg, diakuinya telah memberikan dampak terhadap kenaikan ongkos operasional hotel dan restoran.
"Memang buat hotel nggak terlalu besar, tapi sangat berasa bagi restoran. Saya belum bisa pastikan angkanya. Makanya jika harga elpiji naik lagi, mau nggak mau rate kamar hotel dan harga makanan ikut naik," papar Johnnie.
Oleh sebab itu, dia berharap, pemerintah dapat membentuk lembaga independen yang memiliki kapasitas untuk melakukan perhitungan soal harga gas yang ideal bagi pengusaha, termasuk hotel dan restoran.
"Saya juga belum bisa tahu kenaikan rate kamar dan harga makanan berapa persen. Karena setiap hotel berbeda, ada yang punya 80 kamar, 300 kamar dan lebih. Ada yang punya satu restoran bahkan lebih dari itu, jadi kenaikan pasti berbeda," tandas Johnnie. (Fik/Ahm)
Pengusaha Hotel dan Restoran Keberatan Harga Elpiji 12 Kg Naik
"Kita kan produsen gas, tapi kenapa kita beli gas di negara sendiri saja mahal sekali," ujar Wakil Ketua Umum PHRI, Johnie Sugiarto.
diperbarui 10 Agu 2014, 17:00 WIBDiterbitkan 10 Agu 2014, 17:00 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Mulia Boga Raya Tebar Dividen Saham Bonus Rp 206,25 Miliar, Catat Jadwalnya
Link Live Streaming Laga Timnas Indonesia vs Filipina 21 Desember 2024 Piala AFF 2024, Siapkan Camilan Favorit agar Nobar Makin Seru
Harga Emas Mulai Pulih Hari Ini, Siap-siap Borong
PSSI Cari Pengganti Maarten Paes untuk Timnas Indonesia, Pertimbangkan Emil Audero Jika Lolos ke Putaran 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
Reaksi Indofood soal Penarikan 4 Varian Indomie di Australia: Bukan Ekspor Resmi
Cara Rebus Telur Supaya Kulitnya Mudah Dikupas Tanpa Retak
Ketum Zulhas Sebut Ada 9 Pengurus PAN di Kabinet Merah Putih Prabowo
Tak Harus Bermain Cantik Melawan Filipina di Piala AFF 2024, Aris Budi: Timnas Indonesia yang Penting Raih Kemenangan dan Lolos Semifinal
Tok! Pemerintah Akui Jusuf Kalla sebagai Ketua Umum PMI yang Sah
Sejarah Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional 20 Desember, Berikut Temanya Tahun Ini
6 Potret Kedekatan Fuji dan Maudy Effrosina Pacar Fadly Faisal, Bak Kakak Adik
Berkunjung Taman Dewi Sartika yang Bersejarah di Jantung Bandung