Tanpa Karen, Pertamina Pede Bisa Bertahan di Fortune 500

Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir yakin Pertamina bisa tetap masuk daftar Fortune 500 meski tak dipimpin Karen.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 05 Sep 2014, 09:53 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2014, 09:53 WIB
Ilustrasi Pertamina (2)
Ilustrasi Pertamina

Liputan6.com, Abu Dhabi - PT Pertamina (Persero) kembali menorehkan prestasi di kancah internasional dengan masuk dalam jajaran 500 perusahaan raksasa di dunia yang dirilis Majalah Fortune beberapa waktu lalu. BUMN yang bergerak di sektor energi itu berada di posisi 123.

Masuknya Pertamina dalam daftar bergengsi tersebut tentu tidak lepas dari peran Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan.

Di bawah kepemimpinan Karen, sejak tahun lalu Pertamina menjadi perusahaan Indonesia pertama yang sanggup bersanding dengan perusahaan-perusahaan terbaik sejagat.

Meski Karen telah menyatakan mundur dari jabatannya, Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir meyakini Pertamina bisa tetap masuk daftar Fortune 500.

"Tetap masuk Fortune dong," kata Ali dalam perjalanan 'Pertamax & Fastron Go To Europe' saat transit di Bandara Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Jumat (5/9/2014) dini hari.

Bahkan Ali berharap posisi Pertamina di Fortune 500 bisa meningkat tahun depan. Sesuai target perusahaan pelat merah ini sudah masuk 50 besar dalam daftar Fortune 500 pada 2020. "Tapi kami maunya bisa lebih cepat," tutur Ali.

Pemeringkatan dalam daftar Fortune Global 500 2014 didasarkan pada total pendapatan perusahaan selama tahun fiskal yang berakhir pada 31 Desember 2013 serta publikasi Laporan Keuangan Audited sebelum 31 Maret 2014.

Pertamina berhasil membukukan total pendapatan sebesar US$ 71,1 miliar pada tahun fiskal 2013. Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai US$ 70,9 miliar.

BUMN energi ini juga juga mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 11% dari US$ 2,77 miliar pada 2012 menjadi US$ 3,07 miliar setahun setelahnya.

Kinerja Pertamina memang kian kinclong. Lima tahun lalu,  laba  yang diperoleh Pertamina tercatat hanya sebesar US$ 1,55 miliar.

Sebelumnya, Karen Agustiawan telah menyampaikan surat pengunduran dirinya selaku Direktur Utama pada pada 13 Agustus 2014. Surat itu ditujukan kepada perseroan dengan tembusan kepada Menteri BUMN selaku RUPS, Dewan Komisaris, dan anggota Direksi.

Pengunduran diri Direktur Utama tersebut lebih didasarkan pada alasan pribadi dan juga untuk proses regenerasi kepemimpinan di Pertamina. (Ndw/Gdn)


*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya