Berantas Mafia Migas, Jokowi Diminta Bentuk Badan Khusus

Satu kelompok mafia migas di suatu wilayah saja bisa mengeduk uang negara sebesar Rp 1,3 triliun.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 12 Sep 2014, 16:28 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2014, 16:28 WIB
Ironi BBM Bersubsidi
BBM bersubsidi sejatinya ditujukan bagi rakyat menengah kebawah namun pada kenyataanya tak sedikit kalangan berduit yang tanpa rasa malu memilih BBM bersubsidi.

Liputan6.com, Jakarta - Pelaku penyalahgunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi atau sering disebut mafia migas menjalankan aksinya sangat terencana dan terorganisir. Oleh karena itu, untuk memberantasnya, pemerintah perlu membuat satuan kerja khusus atau badan pemberantas penyalahgunaan migas.

"Sudah saatnya pemerintah membabat habis mafia migas yang ternyata mampu mengeduk keuntungan luar biasa, bahkan melebihi tindak korupsi" kata Pengamat Energi Sofyano Zakaria , di Jakarta, Jumat (12/9/2014).

Sofyano menambahkan, bisnis BBM ilegal sudah bukan dilakukan oleh kelompok pencuri biasa. Tetapi sudah dilakukan oleh kelompok Mafia, yang bekerja secara rapi, terorganisir, sistemik dan berkelanjutan.

"Bayangkan satu kelompok mafia migas di suatu wilayah saja bisa mengeduk uang negara sebesar Rp 1,3 triliun. Ini sangat luar biasa" tutur Sofyano.

Untuk mengatasi hal tersebut munurut, Sofyano  meminta agar Presiden terpilih joko Widodo segera membentuk Badan Nasional Pemberantasan Mafia BBM dan Gas.

"Melibatkan segala instansi terkait seperti Polri,TNI,Kejaksaan, Kementerian Keuangan dan bea cukai, Kementerian Kehakiman, Unsur Mahkamah Agung, Bepeka dan KPK," tuturnya.

Pemerintah juga harus menegaskan ke masyarakat dan kepada aparat penegak hukum,  bahwa tindak kejahatan penyelewengan BBM atau menjadi mafia migas merupakan kejahatan luar biasa. (Pew/Gdn)


*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya